Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Cabut Status Pandemi, IHSG Meriah

Analis melihat dampak Presiden Jokowi mencabut status pandemi menjadi endemi akan berdampak positif terhadap IHSG dalam jangka pendek.
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat pembukaan perdagangan padar modal di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/2/2022). BPMI Setpres/Kris
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat pembukaan perdagangan padar modal di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/2/2022). BPMI Setpres/Kris

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut status pandemi menjadi endemi hari ini, Rabu (21/6/2023). Analis melihat hal ini sebagai sentimen positif bagi pasar saham dan IHSG.

IHSG ditutup naik 0,63 persen atau 42,17 poin pada hari ini, setelah bergerak di rentang 6.635,67-6.702,62. Terpantau 280 saham naik, 240 saham turun, dan 218 saham stagnan.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pengumuman status endemi ini menjadi sentimen positif bagi pasar, meskipun telah dapat diperkirakan jauh-jauh hari.

 "Apalagi seperti yang kita ketahui, sudah hampir 6 bulan terakhir ini situasi dan kondisi juga sudah seperti endemi karena sudah mulai banyak yang tidak pakai masker. Tapi tetap, dibutuhkan pengakuan yang resmi yang menyatakan bahwa status saat ini sudah endemi," ujar Nico kepada Bisnis, Rabu (21/6/2023). 

Oleh karen itu, kata dia, hal ini sedikit banyak akan memberikan sentimen positif bagi pasar, meskipun hanya secara jangka pendek.

Menurutnya, beberapa sektor saham yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi secara langsung akan diuntungkan dengan pencabutan status pendemi ini. Sektor-sektor saham tersebut adalah perbankan karena stabilitas pemulihan yang akan mendorong aktivitas transaksi perbankan.

Sektor selanjutnya adalah consumer cyclical dan non cyclical. Selain itu, sektor transportasi dan logistik juga diperkirakan dapat mengalami kenaikan akibat keputusan ini.

Selain dari pencabutan status pandemi, salah satu katalis bagi pergerakan IHSG dalam waktu dekan adalah pengumuman suku bunga acuan BI. Nico memandang BI masih berpotensi besar untuk mempertahankan tingkat suku bunganya.

"Namun ingat, spread premium antara tingkat suku bunga The Fed dan Bank Indonesia juga harus dijaga, agar tidak memicu capital outflow yang keluar nantinya," tutur Nico. 

Apalagi, lanjutnya, saat ini jarak diantara keduanya hanya 50 bps saja, sehingga adaptasi perlu dilakukan apabila The Fed menaikkan tingkat suku bunganya.

Dia menjelaskan sejauh ini kenaikan tingkat suku bunga akan mengurangi konsumsi dan daya beli, dan mengurangi investasi. Oleh karena itu, kenaikkan tingkat suku bunga, biasanya direspon kurang baik oleh pelaku pasar dan investor. 

Adapun, sektor saham yang berpeluang mendapatkan keuntungan dari keputusan BI adalah perbankan, dengan sektor defensif di sektor kesehatan dan telekomunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper