Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen emas Grup Rajawali, PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) menyiapkan belanja modal sebesar US$73 juta atau setara dengan Rp1,09 triliun (kurs Rp15.017 per dolar AS) pada 2023 hingga tiga tahun ke depan.
CFO ARCI Hidayat Dwiputro Sulaksono mengatakan, pada 2022 sendiri ARCI menyerap belanja modal hingga sekitar US$69,3 juta, dari yang disiapkan US$70 juta.
"Penggunaannya sebagian besar digunakan untuk infrastruktur pertambangan, pembangunan infrastruktur tailing storage facility, dan lainnya," jelasnya dalam konferensi pers, Senin (19/6/2023).
Ke depan, ARCI berencana melakukan investasi belanja modal rata-rata untuk tiga tahun ke depan di US$73,0 juta untuk kegiatan pengembangan infrastruktur pertambangan dan eksplorasi.
"Karena ingin sustainable growth, ARCI harus selalu mencari potensi cadangan dan sumber daya. Lalu untuk bisa menambah produksi infrastruktur penambangannya harus optimum jadi itu yang kita lakukan," ujarnya.
Di samping peningkatan capex, ARCI juga meningkatkan target produksi emasnya tahun ini hingga 25 persen-30 persen dari tahun lalu, seiring dengan rampungnya remediasi pemulihan Pit Araren yang rusak akibat tingginya curah hujan pada awal 2022.
Baca Juga
Turunnya produksi akibat bencana alam di pit Araren yang memiliki kadar tinggi akhirnya berdampak pada kinerja keuangan. Pendapatan ARCI menjadi US$216,5 juta pada 2023, turun 37 persen dibandingkan dengan 2021 US$345,9 juta.
Adapun, volume penjualan emas yang lebih rendah pada 2022 sebanyak 117,3 kilo ons, turun dibandingkan dengan capaian pada 2021 188,1 kilo ons.
"Seiring dengan rencana remediasi Araren yang sudah sesuai dengan target dan rencana, dan anak perusahaan Geopersada juga melakukan investasi tambahan kurang lebih 21 unit truk baru, masih ada excavtor dan lainnya untuk menambah produksi, maka kita yakin target tersebut hal yang sangat mungkin dicapai," ujarnya.
Adapun, ARCI berharap pendapatan dan laba tahun ini sejalan dengan rencana untuk meningkatkan produksi.
"Pendapatan dipengaruhi dua hal, pertama harga emas. Kalau setahun rata-rata sudah naik US$100 dari US$1.800-an menjadi US$1.900-an, belum lagi ada peningkatan produksi. Harapan kami pendapatan dan labanya bertumbuh sejalan dengan itu," kata Hidayat.