Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kendaraan listrik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) telah menggelar aksi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dan tercatat di Bursa pada Senin, (19/6/2023). Sebagian dana IPO perseroan akan digunakan untuk melunasi utang.
Dalam aksi IPO, VKTR meraup dana segar Rp875 miliar usai melepas 8,75 miliar saham baru dengan nominal Rp10 per saham atau setara 20 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor. VKTR menetapkan harga penawaran umum perdana Rp100 per saham.
Berdasarkan prospektus IPO, sekitar 2,49 persen atau Rp21,46 miliar akan digunakan perseroan untuk melunasi utang kepada PT Tambara Tama Mandiri.
Adapun, sekitar 1,38 persen sisanya akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Andara Multi Sarana. Artinya, jika ditotal dana IPO yang dialokasikan VKTR untuk melunasi utang sekitar Rp33,53 miliar.
Kendati demikian, mengacu laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2022, VKTR memiliki liabilitas jangka pendek sebesar Rp450,04 miliar. Sedangkan liabilitas jangka panjangnya sebesar Rp307,98 miliar.
Sementara itu, kas dan setara kas pada akhir periode tercatat sebesar Rp70,89 miliar. Lantas, bagaimana strategi perseroan mengoptimalkan dana IPO untuk melunasi utang?
Baca Juga
Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono mengatakan jumlah liabilitas tersebut berasal dari konsolidasian, bukan hanya dari VKTR.
"Di luar konsolidasian pun kami masih profitable, jadi harusnya kalau soal liabilitas hanya persoalan saat ini saja, karena utang itu secara konsolidasian dan tidak hanya VKTR sendiri," ujar Gilarsi saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, (19/6/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan, VKTR merupakan perusahaan rintisan atau startup yang bercita-cita untuk menjadi pionir di industri kendaraan listrik komersial. Layaknya perusahaan rintisan pada umumnya, terkadang biaya pengeluaran bisa saja lebih besar dari pendapatan.
"Karena VKTR bagaimanapun juga masih startup yang masih perlu melakukan banyak hal dan bisa saja cost-nya lebih besar daripada pendapatannya, termasuk capex-nya," katanya.
Sejauh ini, VKTR masih mendapatkan dukungan arus kas dari PT Bakrie Otoparts, anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) yang bergerak di bidang komponen otomotif.
"Kami memiliki anak perusahaan Bakrie Otoparts yang bisa memberikan support cashflow ke VKTR. Karena Bakrie Otoparts dengan revenue-nya yang hampir Rp1 triliun, serta profit dan cashflow-nya memberikan bantalan kepada VKTR," tuturnya.
Tidak menutup kemungkinan, setelah berhasil menggalang dana melalui IPO, VKTR akan melakukan aksi korporasi lainnya untuk penggalangan dana ke depannya, terutama untuk pengembangan kendaraan listrik komersial bus dan truk listrik.
"Pasti ada rencana penggalangan dana, karena untuk mencapai target populasi 90 persen kendaraan listrik di 2040 tidak mungkin dari modal yang kita miliki hari ini cukup, apalagi kami sebagai pionir di industri ini, pasti kami akan butuhkan tambahan modal lagi," pungkasnya.