Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau setelah sempat dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (15/6/2023).
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup naik 0,21 persen atau 14,07 poin ke 6.713,79. Sebanyak 241 saham ditutup di zona hijau, 281 saham turun di zona merah, dan 217 lainnya stagnan.
Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di level terendah pada 6.660,90 dan level tertingginya di 6.717,45. Adapun, kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp9.559,37 triliun setelah mencatat nilai transaksi Rp8,53 triliun.
Adapun, mayoritas indeks sektoral juga berada di zona hijau dengan penguatan dipimpin oleh IDXTECHNO yang naik 17,34 persen ke 4.899, yang kemudian disusul IDXENERGY yang naik 13,42 persen ke 1.804,57.
Sementara itu, sektor yang mengalami pelemahan paling dalam adalah transportasi dengan IDXTRANS turun 33,59persen ke 1.924,73, dan IDXPROPERTY yang turun 4,85 persen ke 736,77.
Di tengah penguatan indeks komposit, sejumlah saham yang bertengger di jajaran Top Gainers hari ini ada PT Mitra Pack Tbk. (PTMP) yang naik 15,79 persen atau 15 poin ke Rp110 dan PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) yang menguat 14,77 persen atau 110 poin ke Rp885.
Baca Juga
Selanjutnya, ada saham NZIA yang menguat 14,14 persen, DRMA naik 11,34 persen, SMMT naik 10 persen, dan KRAS menguat 8,54 persen.
Di sisi lain, saham yang melemah paling dalam ada PT Saptausaha Gemilangingah Tbk. (SAGE) yang menyentuh auto reject bawah (ARB) turun 15 persen atau 9 poin ke Rp51 dan saham PT Jasa Berdikari Logistics Tbk. (LAJU) yang turun 14,69 persen atau 26 poin ke Rp151.
Saham lainnya yang melemah ada HOMI turun 14,56 persen, ELIT melemah 14,29 persen, NETV tun 9,63 persen, dan AWAN terkoreksi 9,52 persen.
Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan inflasi AS yang melandai menjadi 4 persen pada Mei 2023 memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di level saat ini pada pertemuan 13—14 Juni 2023 ini. Namun, hal ini tidak serta-merta meredam ketidakpastian di pasar.
“Pelaku pasar dan investor masih ingin mendengar secara langsung apa yang disampaikan oleh Powell. Selama yang disampaikan sejalan dengan apa yang diinginkan pasar, misal suku bunga tidak akan dinaikkan sampai akhir tahun, maka akan menjadi angin segar dan mendorong kenaikan di pasar,” papar Nico.
Dia mencatat IHSG sudah berada di titik terendah mereka di kisaran 6.500–6.700 dan menyentuh 6.562 beberapa waktu lalu. Pilarmas memproyeksikan IHSG di bulan ini berpotensi bergerak melemah dengan rentang 6.666–6.745.
“Ada kemungkinan IHSG akan berbalik arah, asalkan bergerak konsisten di atas 6.775,” katanya.
Nico mengatakan IHSG tetap berpeluang kembali ke level psikologis 7.000 selama sentimen global dan di dalam negeri mendukung. Dia menambahkan euforia Pemilihan Umum 2024 yang dimulai pada paruh kedua 2023 akan menambah semarak pasar dan berpeluang direspons positif.
“Apalagi ketika calon presiden dan calon wakil presiden bisa cocok dan memiliki tingkat probabilitas kemenangan yang tinggi, hal ini tentu memberikan keyakinan kepada pelaku pasar dan investor kedepannya,” katanya.