Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan menggelar rapat kerja dengan Komisi VI DPR hari ini, Kamis (15/6/2023) untuk membahas rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham anak usaha Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Berdasarkan agenda rapat Komisi VI DPR RI Masa Sidang V Tahun Sidang 2022-2023 yang diterima Bisnis, Erick Thohir bakal membahas sejumlah isu lain di luar IPO PHE. Salah satunya adalah mengenai aksi korporasi dalam tubuh PTPN, yakni Palm Co. dan Sugar Co.
Dalam agenda tersebut juga tertera terdapat pembahasan mengenai rencana laba dan dividen tahun anggaran 2024, hingga pengambilan keputusan terkait usulan penyertaan modal negara (PMN) yang berasal dari alokasi cadangan pembiayaan investasi APBN tahun anggaran 2023.
Dalam aksi korporasi perdananya, PHE digadang-gadang dapat memperoleh dana segar hingga Rp20 triliun. Adapun rencana IPO subholding upstream Pertamina tersebut telah memasuki tahap kedua pengajuan dokumen ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta inisiasi tahap pre-deal investor education.
Akan tetapi, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati nggan menjelaskan lebih detail mengenai progres serta waktu rencana Pertamina Hulu Energi untuk go public tersebut.
Dia hanya menyebut aksi IPO anak usaha pertamina merupakan salah satu upaya Pertamina untuk meningkatkan market cap hingga US$100 miliar.
Baca Juga
"Anak-anak ini harus cantik semuanya sehingga banyak yang tertarik untuk kerja sama untuk aliansi strategis sehingga otomatis mendorong ke arah US$100 miliar. IPO dari PHE juga kejutan jadi tunggu tanggal mainnya, nanti nggak kejutan lagi," ujarnya dalam Media Briefing Kinerja Pertamina Tahun 2022, Selasa (6/6/2023).
PHE yang juga digadang-gadang sebagai motor terbesar investasi Pertamina berencana melakukan akuisisi sejumlah blog migas. Salah satunya yang tengah dirampungkan adalah akuisisi 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela.
"Ada beberapa akuisisi yang kami lakukan karena kami tidak bisa secara konvensional saja berkembangnya, tapi juga unconventional. Salah satunya di dalam negeri yang harus kami finalkan itu Blok Masela," katanya.