Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) menetapkan hasil penjualan Sukuk Tabungan ST010 sebesar Rp15 triliun, menorehkan rekor tertinggi sepanjang penerbitan sukuk tabungan.
Berdasarkan laman resmi DJPPR Kemenkeu dikutip Selasa, (13/6/2023), secara rinci total volume pemesanan pembelian ST010T2 dan ST010T4 (Green Sukuk) yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp15.000.613.000.000. Masa penawaran ST010 resmi ditutup pada 7 Juni 2023, setelah pertama kali ditawarkan pada 12 Mei 2023.
Penerbitan ST010 merupakan penerbitan instrumen SBSN ritel kedua pada 2023. Sukuk Tabungan seri ST010T2 dengan tenor 2 tahun menawarkan tingkat kupon floating with floor sebesar 6,25 persen per tahun dan seri ST010T4 tenor 4 tahun sebesar 6,40 persen per tahun.
Kemenkeu mengatakan animo masyarakat terbukti sangat tinggi untuk berinvestasi di ST010. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan baik secara offline maupun online sepanjang masa penawaran ST010.
Adapun, total penerbitan untuk ST010 sebesar Rp15 triliun dari 51.015 investor dengan rincian total penjualan ST010T2 sebesar Rp11,7 triliun dan ST010T4 sebesar Rp3,3 triliun. Alhasil, penjualan ST010 memiliki nominal terbesar sepanjang sejarah penerbitan.
"Peminat Sukuk Tabungan seri ST010T4 sangat tinggi. Dengan kuota maksimal Rp3,3 triliun habis pada hari ke 14 dari total 26 hari penawaran Sukuk Tabungan," tulis DJPPR Kemenkeu.
Baca Juga
Berdasarkan range nominal pemesanan ST010, jumlah investor terbanyak berada pada range Rp5 juta hingga Rp100 juta dengan kontribusi 46,01 persen untuk ST010T2, dan 45,75 persen untuk ST010T4.
Kemudian volume pemesanan terbesar pada range di atas Rp1 miliar, sebanyak 47,20 persen berkontribusi untuk ST010T2, sedangkan ST010T4 sebesar 56,44 persen.
Ditinjau berdasarkan wilayah pemesanan, baik ST010T2 maupun ST010T4, pemesanan didominasi wilayah Indonesia bagian barat selain DKI Jakarta, dengan jumlah investor 25.402 orang atau 60,46 persen, dan volume pemesanan Rp5,64 triliun (48,22 persen) untuk ST010T2. Sedangkan untuk ST010T4 jumlah investor sebanyak 8.027 investor (61,13 persen) dan volume pemesanan Rp1,63 triliun (49,54 persen).
DJPPR Kemenkeu mencatat, berdasarkan gender, baik ST010T2 maupun ST010T4 jumlah investor didominasi oleh investor perempuan masing-masing sebesar 58,76 persen dan 52,75 persen. Namun dari sisi volume pemesanan, ST010T2 didominasi oleh investor laki-laki sebesar 50,59 persen, sedangkan ST010T4 sebesar 57,64 persen.
Jika ditilik berdasarkan profesi investor, baik ST010T2 maupun ST010T4 jumlah investor didominasi pegawai swasta sebesar 36,58 persen dan 37,79 persen, sedangkan nominal pemesanan didominasi oleh wiraswasta masing-masing sebesar 38,25 persen dan 41 persen.
Jumlah investor baru ST010T2 dan ST010T4 terhadap SBN ritel sebanyak 16.135 investor dengan total volume pemesanan Rp2,905 triliun. Sedangkan jika dibandingkan terhadap SBSN Ritel, jumlah investor baru sebesar 21.475 investor dengan total volume pemesanan Rp4,362 triliun.