Bisnis.com, JAKARTA — Penurunan harga saham emiten maskapai BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) ditengarai akibat banyaknya para kreditur yang menjual saham setelah menerima dari hasil Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan terdapat banyak kreditor yang menjual sahamnya usai adanya distribusi saham dalam rangka konversi utang sebesar 25.806.070.908 lembar saham atau senilai Rp5,05 triliun.
Konversi utang ini merupakan salah satu dalam skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang termasuk didalamnya realisasi Obligasi Wajib Konversi (OWK).
“Harga saham yang menurun ini tak dapat dipungkiri bahwa memang ini banyak dijual oleh para kreditur yang menerima saham akibat dari PKPU,” ujar Irfan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (13/6/2023).
Dia mengatakan saat ini pihak manajemen Garuda Indonesia sedang melakukan komunikasi dengan beberapa perusahaan sekuritas mengenai kinerja saham. Dia pun mengakui banyak yang terkejut akan harga saham Garuda yang kian menurun.
Meski demikian, dia menyebut harga saham bukanlah ranah yang akan menjadi fokus Garuda Indonesia. Menurutnya, Garuda Indonesia akan lebih terbuka mengenai kinerja keuangan dan juga rencana emiten maskapai plat merah tersebut ke depannya.
Baca Juga
“Memang Garuda tidak dalam portofolio mereka [kreditur] untuk di review setiap waktu ya. Jadi mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama [bisa] membaik,” tuturnya.
Saham Garuda Indonesia terpantau mengalami koreksi 1,52 persen atau turun 1 poin ke level Rp65 pada perdagangan hari ini. Sepanjang perdagangan saham bergerak pada rentang Rp61 sampai Rp66.
Sebanyak 59,91 juta saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp3,9 miliar. Kapitalisasi pasar Garuda tercatat mencapai Rp5,95 triliun.
Adapun dalam kurun waktu 10 hari perdagangan, saham Garuda Indonesia mengalami koreksi hingga 38,49 persen atau turun 24 poin secara kumulatif.
Price earning ratio (PER) Garuda berada di posisi minus 0,90 kali, sedangkan price to book value (PBV) berada di posisi minus 0,25 kali.