Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Garuda Indonesia (GIAA) Hengkang dari Papan Pemantauan Khusus

Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) (GIAA) akan mengupayakan sejumlah strategi agar keluar dari papan pemantauan khusus dan kembali ke papan pengembangan.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra menerima pertanyaan wartawan di depan ruang sidang Kusuma Atmadja A pada Sidang PKPU Voting Homologasi, Jumat (17/6/2022). Dia cukup optimistis proposal perdamaian PKPU Garuda dapat berakhir homologasi dan melanjutkan pengelolaan perseroan yang lebih sehat. /Bisnis-Rinaldi M. Azka.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra menerima pertanyaan wartawan di depan ruang sidang Kusuma Atmadja A pada Sidang PKPU Voting Homologasi, Jumat (17/6/2022). Dia cukup optimistis proposal perdamaian PKPU Garuda dapat berakhir homologasi dan melanjutkan pengelolaan perseroan yang lebih sehat. /Bisnis-Rinaldi M. Azka.

Bisnis.com, JAKARTA —  Emiten maskapai penerbangan BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menjadi satu dari 171 perusahaan yang menjadi penghuni papan pemantauan khusus pada tahap I implementasinya mulai hari ini, Senin (12/6/2023). Manajemen menyampaikan akan mengupayakan sejumlah strategi agar kembali ke papan pengembangan.

GIAA menjadi penghuni papan pemantauan khusus karena memenuhi kriteria nomor 5 dan 8. Kriteria nomor 5 mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir. Hal ini sesuai dengan posisi ekuitas GIAA yang bertengger di zona negatif US$1,64 miliar per 31 Maret 2023. Saham GIAA juga menempati papan ini karena memenuhi kriteria 8 karena statusnya yang tengah dalam proses restrukturisasi utang.

“Kami sedang upayakan beberapa aksi korporasi, tetapi belum terfinalisasi dan belum bisa saya bagikan sekarang,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra ketika dihubungi, Senin (12/6/2023).

Irfan tidak berkomentar jauh mengenai implementasi papan pemantauan khusus. Namun sampai dengan penutupan perdagangan hari ini, saham GIAA ditutup naik 1,54 persen ke Rp66 per lembarnya.

Dia sebelumnya mengemukakan bahwa pendapatan usaha GIAA pada 2023 berpotensi bertambah 84—87 persen dibandingkan dengan tahun lalu atau menjadi sekitar US$3,86 miliar sampai US$3,92 miliar. Peningkatan akan didukung oleh penambahan dan restorasi armada serta prospek kenaikan jumlah penumpang yang diangkut.

“Kami berencana menambah sekitar 5 pesawat jenis Boeing 737-800 yang dijadwal diterima bertahap pada kuartal kedua dan ketiga 2023,” kata Irfan dalam paparan publik secara daring, Selasa (30/5/2023).

Tambahan pesawat selama periode tersebut sejalan dengan potensi kenaikan penumpang yang diestimasi bertambah 36,45 persen pada kuartal III/2023 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Adapun jumlah penumpang yang diangkut GIAA sepanjang 2022 mencapai 5,56 juta orang.

Selain faktor tersebut, potensi kenaikan pendapatan juga datang dari layanan penerbangan jemaah haji. Irfan mengatakan GIAA akan menerbangkan sekitar 104.172 orang jemaah pada musim ibadah haji tahun ini. Jumlah tersebut naik 117 persen dibandingkan dengan 2022 yang hanya sebanyak 47.915 orang.

“Ada kemungkinan jumlah ini bertambah dari penambahan kuota. Kami masih menunggu konfirmasi angka final yang diberikan kepada Garuda karena kuota dibagi dua dengan maskapai Arab Saudi,” tambah Irfan.

Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan bahwa BEI ikut menerapkan best practice dan common standard yang digunakan Bursa global lainnya untuk perdagangan saham dengan likuiditas yang rendah seiring dengan implementasi Papan Pemantauan Khusus dengan mekanisme call auction.

“Dengan mekanisme pembentukan harga yang wajar, Papan Pemantauan Khusus ditujukan untuk meningkatkan perlindungan investor dengan meningkatkan transparansi sehingga investor dapat mengambil keputusan investasi secara rasional,” kata Jeffrey.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper