Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Efek Cukai ke Produksi Emiten Rokok Tahun Ini

Produksi rokok tahun ini diproyeksi turun akibat kebijakan kenaikan tarif cukai dan minimum harga jual eceran (HJE) rata-rata 10 persen.
Ilustrasi - Buruh pabrik mengemas rokok SKT di Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) Kudus./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan
Ilustrasi - Buruh pabrik mengemas rokok SKT di Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) Kudus./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi rokok diproyeksikan mengalami penurunan pada tahun ini, seiring kebijakan kenaikan tarif cukai dan minimum harga jual eceran (HJE) rata-rata 10 persen. Situasi ini agaknya bakal menjadi tantangan tersendiri bagi emiten rokok macam PT Gudang Garam Tbk (GGRM) hingga PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).

Menurut analis kebijakan ahli madya Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Sarno, produksi rokok diestimasikan mencapai 314,8 miliar batang pada 2023. Angka ini turun 2,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kami sudah proyeksi untuk tahun 2023 ini memang turun di angka hampir 3 persen untuk produksinya karena kami menaikkan cukai dan HJE rata-rata 10 persen,” ujar Sarno dalam salah satu webinar, yang dikutip pada Minggu (11/6/2023).

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat produksi rokok sepanjang Januari – April 2023 mencapai 88,86 miliar batang. Secara akumulatif, jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 15,25 persen dibandingkan tahun 2022 (year-on-year/yoy).

Penurunan produksi rokok sejalan dengan penerimaan cukai hasil tembakau (CHT), yang hingga April 2023 mengalami kontraksi 5,16 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp72,35 triliun. Realisasi ini setara 31,11 persen dari target APBN.

Sarno menyampaikan bahwa pemerintah akan mencoba melakukan antisipasi apabila hingga paruh pertama tahun ini kinerja penerimaan CHT terus mengalami kontraksi.

“Kami berharap bisa tercapai secara target sampai akhir tahun, meskipun kami juga melakukan antisipasi kalau memang sampai dengan semester satu [2023] masih minus pertumbuhannya, maka harus dicari langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai target,” pungkasnya. 

Secara keseluruhan, penerimaan kepabeanan dan cukai sampai dengan April 2023 terkontraksi 12,81 persen secara tahunan menjadi Rp94,50 triliun. Realisasi ini mencerminkan 31,17 persen dari target APBN 2023.

Adapun kontributor terbesar penerimaan tersebut ditopang oleh cukai yang membukukan realisasi Rp74,58 triliun atau melemah 5,07 persen yoy. Kemenkeu mencatat penurunan terjadi pada semua komponen karena dampak dari penurunan produksi.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper