Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) mengagendakan rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Senin, 26 Juni 2023. Perusahaan milik Susilo Wonowidjojo itu tercatat rutin membagikan dividen bagi para pemegang sahamnya.
Manajemen Gudang Garam belum merilis agenda rapat untuk RUPS tersebut. Meski demikian, GGRM memiliki kebijakan untuk membagikan dividen dengan rasio sekitar 20 persen hingga 40 persen dari laba bersih. Mereka juga tercatat tidak pernah absen membagikan dividen dalam 10 tahun terakhir.
Gudang Garam terakhir kali membayarkan dividen pada 28 Juli 2022 untuk tahun buku 2021. Meskipun laba bersih perusahaan berkode GGRM itu turun dibandingkan dengan 2020, tetapi rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun di 77,23 persen. Saat itu, GGRM membagikan dividen sebesar Rp2.250 per lembar atau total Rp4,32 triliun.
Riwayat pembagian dividen memperlihatkan bahwa GGRM konstan membagikan dividen per saham sebesar Rp2.600 per lembarnya untuk tahun buku 2016—2020. Rasio pembayaran terendah terjadi pada 2019 ketika laba bersih justru mencapai Rp10,88 triliun. Saat itu DPR hanya sebesar 45,98 persen.
Laba bersih Gudang Garam juga memperlihatkan tren penurunan dalam tiga tahun terakhir. Per 31 Desember 2022, GGRM mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,77 triliun. Capaian itu merefleksikan penurunan sebesar 50,4 persen secara year-on-year (YoY) dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp5,60 triliun.
Kenaikan tersebut tidak terlepas dari kinerja pendapatan yang turun 0,15 persen YoY, sementara beban pokok penjualan memperlihatkan kenaikan sebesar 2,69 persen secara tahunan.
Baca Juga
Gudang Garam mengakumulasi pendapatan total sebesar Rp124,68 triliun pada 2022, lebih rendah daripada 2021 yang menembus Rp124,88 triliun. Segmen penjualan sigaret kretek mesin di dalam negeri sebagai kontributor terbesar mengalami penurunan 0,11 persen secara tahunan, dari Rp113,14 triliun pada 2021 menjadi Rp113,02 triliun pada 2022. Sementara itu, segmen sigaret kretek tangan tumbuh 2,56 persen YoY menjadi Rp8,76 triliun dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp8,54 triliun.
Salah satu pemicu kenaikan beban pokok penjualan adalah meningkatnya cukai, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak rokok yang dibayarkan GGRM selama 2022. Beban di pos ini menyentuh Rp97,59 triliun pada 2022, meningkat 7,12 persen YoY dibandingkan dengan 2021 sebesar Rp91,09 triliun.
Berikut riwayat pembayaran dividen GGRM selama 2017—2021 :
Tahun Buku | DPS (Rp) | Total Dividen (Rp Juta) | Laba Bersih (Rp Juta) | DPR (%) |
2021 | 2.250,00 | 4.329.198,00 | 5.605.315,00 | 77,23 |
2020 | 2.600,00 | 5.002.628,80 | 7.647.725,00 | 65,41 |
2019 | 2.600,00 | 5.002.628,80 | 10.880.701,00 | 45,98 |
2018 | 2.600,00 | 5.002.628,80 | 7.791.822,00 | 64,20 |
2017 | 2.600,00 | 5.002.628,80 | 7.753.648,00 | 64,52 |