Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Harga Emas Pekan Depan, Menanti Sinyal Keputusan The Fed

Berikut prospek harga emas jelang pengumuman keputusan Federal Reserve atau The Fed pekan depan.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Prospek harga emas global pada pekan depan diprediksi masih akan terkonsolidasi, terutama menjelang pertemuan The Fed atau Federal Open Market Committee (FOMC) yang digelar pada 13-14 Juni 2023.

Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan, meskipun ada kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin. Hal itu tergantung pada data inflasi dan kemungkinan akan tetap hawkish dan menunjukkan kemungkinan kenaikan pada Juli karena inflasi AS tetap di atas target 2,0 persen.

Analis Komoditas Lukman Leong memperkirakan harga emas global pekan depan akan konsolidasi menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) dan pertemuan The Fed.

"Walau besar kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga, namun perkembangan data-data ekonomi akhir-akhir ini masih memungkinkan untuk The Fed menaikan suku bunga atau mempertahankannya lebih lama," ujar Lukman kepada Bisnis, dikutip Sabtu, (10/6/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan investor juga mengantisipasi kejutan dari The Fed, setelah pertemuan The Reserve Bank of Australia (RBA) secara di luar dugaan menaikkan suku bunga dua kali beruntun.

Apabila The Fed bersikap dovish atau melunak, maka Lukman melihat harga emas masih belum akan melanjutkan rally mendekati all time high.

"Minggu depan harga emas diperkirakan akan berada di kisaran US$1.935-US$1.985," katanya.

Adapun, pada penutupan perdagangan Jumat (9/6/2023), harga emas global kembali tergelincir berbalik melemah dari keuntungan sesi sebelumnya.

Hal tersebut terjadi akibat aksi ambil untung investor setelah harga emas naik dari posisi terendah kuartal keempat di tengah kebangkitan dolar AS dari posisi terendah dua minggu.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, melemah US$1,40 atau 0,07 persen menjadi ditutup pada US$1.977,20 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.987,80 dan terendah di US$1.971,00. 

Pada perdagangan sesi sebelumnya, emas berjangka melonjak US$20,20 atau 1,03 persen menjadi US$1.978,60 pada Kamis (8/6/2023), setelah jatuh US$23,10 atau 1,17 persen menjadi US$1.958,40 pada Rabu (6/7/2023), dan naik US$7,20 atau 0,36 persen menjadi US$1.981,50 pada Selasa (6/6/2023). 

Indeks dolar AS yang kuat juga meredam emas. Namun demikian, emas berhasil mempertahankan kenaikan moderat sebesar 0,4 persen untuk minggu ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper