Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) diperkirakan analis bisa melakukan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini bisa memberikan dukungan kepada sektor kendaraan, termasuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi menjelaskan ke depan, potensi pertumbuhan dari manufaktur transportasi mulai tumbuh. Dalam tiga kuartal terakhir, indeks penjualan mobil sudah melebihi kuartal pertama 2019. Bahkan, di kuartal keempat 2022 sudah 14 persen di atas kuartal I/2019.
"Dengan demikian, penjualan kendaraan roda empat sudah cukup stabil untuk menopang perkembangan EV di masa depan," katanya dalam webinar, dikutip Jumat (9/6/2023).
Sementara itu, dari sisi roda dua, penjualananya baru bisa melewati level penjualan kuartal I/2019 pada kuartal pertama tahun ini. Namun, arah pergerakan dari sisi permintaan dinilai cukup positif.
"Domestic demand ini akan menjadi faktor utama pendukung pertumbuhan industri nikel dan kebijakan downstreaming pemerintah, karena walaupun ekspor nikel dan produk-produknya tumbuh sangat pesat dalam kurun waktu 5-6 tahun terakhir, di tahun ini mungkin ekspor baja dan stainless steel akan menghadapi tantangan yang cukup berat terutama dari perlambatan ekonomi China yang melambat di kuartal II/2023," jelasnya.
Berdasarkan data PMI, sektor manufaktur China sudah mengalami kontraksi dua bulan berturut-turut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi investor mengenai kekuatan ekonomi China untuk pemulihan setelah Covid di 2023.
Baca Juga
"Harapannya sebelum ekonomi China mengalami pelemahan lebih jauh, Pemerintah China bisa memberikan stimulus yang cukup untuk membalikkan keadaan. Belum akan berasa kuartal kedua ini, tapi diharapkan bisa dirasakan pada kuartal III dan kuartal IV tahun ini," imbuhnya.
Selain itu, Lionel menambahkan, bahwa ada potensi domestik di Indonesia yang akan mendapat tambahan stimulus, dari pemangkasan suku bunga Indonesia.
"Kalau menurut proyeksi kami, Bank Indonesia kemungkinan akan melakukan pemangkasan suku bunga di semester II/2023, kemungkinan 50 bps, dari 5,75 menjadi 5,25 persen. BI juga akan melakukan pemangkasan suku bunga di tengah The Fed menaikkan terminal rate dari 5,25 ke 5,5 persen," kata Lionel.
Katalis yang mendukung proyeksi tersebut adalah kondisi makro yang kondusif dari posisi inflasi dan nilai tukar. Hingga akhir tahun nanti kemungkinan inflasi di 2,8 persen dan inflasi inti di 2,2 persen jadi ini sangat kondusif bagi BI untuk melakukan pemangkasan suku bunga.
"Secara keseluruhan kondisi makro ini kondusif untuk pemangkasan suku bunga yang mungkin bisa mendorong permintaan kendaraan, termasuk EV," pungkasnya.