Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update United Tractors (UNTR) di Bisnis Nikel, Dukung Ekosistem EV

PT United Tractors Tbk. (UNTR) menargetkan memulai operasional pertambangan nikel pada tahun ini untuk ke depannya mendukung ekosistem kendaraan listrik.
Direktur United Tractors Edhie Sarwono. PT United Tractors Tbk. (UNTR) menargetkan memulai operasional pertambangan nikel pada tahun ini untuk ke depannya mendukung ekosistem kendaraan listrik. /Bisnis-Hafiyyan
Direktur United Tractors Edhie Sarwono. PT United Tractors Tbk. (UNTR) menargetkan memulai operasional pertambangan nikel pada tahun ini untuk ke depannya mendukung ekosistem kendaraan listrik. /Bisnis-Hafiyyan

Bisnis.com, JAKARTA - PT United Tractors Tbk. (UNTR) menargetkan akuisisi tambang dan smelter nikel Grup Stargate rampung dalam waktu dekat. Ekspansi UNTR di sektor nikel merupakan salah satu upaya perseroan ikut serta mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik di dalam negeri.

Direktur United Tractors Edhie Sarwono menyampaikan UNTR berharap akan memulai operasional pertambangan nikel pada tahun ini. Selain diversifikasi sumber pendapatan, strategi tersebut turut menopang perkembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Oleh karena itu, perusahaan menargetkan bisa menyelesaikan proses akuisisi saham perusahaan tambang nikel PT Starget Pacific Resources (SPR) dan perusahaan smelter nikel PT Stargate Mineral Asia (SMA).

"Mudah-mudahan closing [penyelesaian akuisisi] dalam waktu dekat, bulan ini atau bulan-bulan depan. Jadi itu langsung tambang dengan perusahaan smelternya," jelasnya, Rabu (7/6/2023).

Setelah menyelesaikan akuisisi, UNTR akan mengembangkan smelter berteknologi Rotary Klin Electric Furnace (RKEF) yang terbagi dalam dua line.

Pengembangan smelter diperkirakan memakan waktu 2 tahun-3 tahun sehingga smelter beroperasi komersial pada 2025 atau awal 2026. Kapasitas produksinya diharapkan mencapai 130.000-140.000 ton per tahun.

Ekspansi UNTR ke sektor nikel merupakan salah satu upaya perusahaan menyeimbangkan pendapatan bisnis batu bara dan non batu bara pada 20230. Oleh karena itu, sambung Edhie, UNTR terbuka dengan peluang akuisisi bisnis non coal lainnya.

"Kami terbuka dengan peluang akuisisi, terutama di sektor mineral logam dan energi terbarukan. Hal ini menjadi salah satu rencana untuk menyeimbangkan pendapatan bisnis batu bara dan non batu bara pada 2030 nanti," jelasnya.

Edhie menyebutkan saat ini kontribusi bisnis batu bara masih mencapai 72 persen dari total pendapatan UNTR. Mengutip laporan keuangan kuartal I/2023 pendapatan bersih konsolidasian UNTR mencapai Rp34,9 triliun atau meningkat sebesar 25 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar Rp27,9 triliun.

Kontribusi pendapatan berasal masing-masing unit usaha yaitu mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan batu bara, pertambangan emas, industri konstruksi, dan energi secara berturut-turut sebesar 31 persen, 33 persen, 30 persen, 5 persen, 1 persen, dan kurang dari 1 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper