Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp14.945 pada perdagangan hari ini, Selasa (30/5/2023). Rupiah menguat bersama sejumlah mata uang Asia lainnya.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat 0,18 persen ke Rp14.945 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,12 persen ke 104,13.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia bergerak bervariasi. Yen Jepang naik 0,28 persen, dolar Singapura naik 0,16 persen, dolar Taiwan naik 0,28 persen, won Korea Selatan naik 0,25 persen, dan peso Filipina naik 0,05 persen.
Kemudian rupee India turun 0,07 persen, yuan China melemah 0,03 persen, dan dolar Hong Kong turun 0,01 persen.
Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.940-Rp15.040.
Ibrahim mengatakan sebelumnya dolar AS bertahan kuat pada hari ini, Senin (29/5/2023) didukung oleh meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.
Baca Juga
Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan belanja konsumen AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan April dan inflasi yang meningkat, menambah tanda-tanda ekonomi yang masih tangguh.
Pasar juga optimistis oleh berita Presiden Joe Biden telah menyelesaikan kesepakatan anggaran dengan Ketua DPR Kevin McCarthy untuk menangguhkan pagu utang US$31,4 triliun hingga 1 Januari 2025. Biden mengatakan jika kesepakatan itu siap untuk dibawa ke Kongres untuk pemungutan suara.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II/2023 yang diprediksi lebih baik dan bisa bertahan di atas 5,03 persen. Tren membaiknya perekonomian Indonesia pada awal kuartal II/2023, membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi periode tersebut.
Hal yang mendukung perbaikan ekonomi ditunjukkan dari sejumlah indikator yang positif, seperti penjualan eceran, ekspansi kinerja manufaktur, dan kenaikan keyakinan konsumen. Selain itu, cadangan devisa Indonesia juga terus membaik dari bulan-bulan sebelumnya dan hal ini bisa terlihat dari cadangan devisa per akhir Maret 2023 yang sebesar US$145,2 miliar.
Peningkatan posisi cadangan devisa dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.