Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Turun 3 Hari Beruntun, Ada Risalah Terbaru The Fed

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 0,50 persen menjadi ditutup pada US$1.964,60.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun lagi pada akhir perdagangan Rabu (24/5/2023) waktu setempat, memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut, karena dolar AS yang menguat.

Penguatan greenback didukung tanda-tanda terbaru dari ekonomi AS yang tangguh, sementara kegelisahan atas pembicaraan pagu utang AS memicu investor pindah ke safe haven dolar AS.

Mengutip Antara, Kamis (25/5/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$9,90 atau 0,50 persen menjadi ditutup pada US$1.964,60 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$1.987,90 dan terendah di US$1.958,40.

Emas berjangka jatuh US$2,70 atau 0,14 persen menjadi US$1.974,50 pada Selasa (23/5/2023), setelah terpangkas US$4,40 atau 0,22 persen menjadi US$1.977,20 pada Senin (22/5/2023), dan terangkat US$21,80 atau 1,11 persen menjadi US$1.981,60 pada Jumat (19/5/2023).

Dolar mencapai tertinggi baru dua bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Rabu (24/5/2023), dengan Indeks dolar, yang melacak mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,38 persen menjadi 103,8847 pada pukul 15.00 waktu setempat.

Kebuntuan atas negosiasi plafon utang AS di Washington juga mendorong permintaan safe-haven untuk emas sehingga menahan penurunan lebih lanjut, karena para pedagang memposisikan diri untuk perlambatan aktivitas ekonomi global tahun ini.

Negosiasi yang konsisten antara anggota parlemen Demokrat dan Republik sejauh ini gagal menghasilkan kesepakatan untuk menaikkan batas pengeluaran AS dan menghindari gagal bayar. Ini datang menjelang tenggat waktu Juni untuk gagal bayar, yang bisa menimbulkan konsekuensi mengerikan bagi ekonomi global.

Tak lama setelah lantai perdagangan emas ditutup, Federal Reserve merilis risalah pertemuan 2-3 Mei. Dalam diskusi mereka tentang prospek kebijakan, beberapa pejabat mengatakan bahwa jika ekonomi berkembang seperti yang mereka harapkan, penguatan kebijakan lebih lanjut setelah pertemuan ini mungkin tidak diperlukan.

Hanya beberapa pejabat yang mengatakan bahwa menurut mereka pengetatan kebijakan tambahan "kemungkinan besar".

Beberapa pejabat Fed mengatakan Federal Reserve harus mengkomunikasikan bahwa pemotongan suku bunga tidak mungkin terjadi tahun ini dan kenaikan suku bunga lebih lanjut tidak dikesampingkan.

Federal Reserve mempertahankan perkiraannya untuk resesi ringan pada 2023.

Investor sedang menunggu rilis produk domestik bruto AS pada Kamis waktu setempat, dan data inflasi pada Jumat (26/5/2023).

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 38,40 sen atau 1,63 persen, menjadi ditutup pada US$23,24 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terpangkas US$28,10 atau 2,66 persen, menjadi menetap pada US$1.029,50 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper