Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wijaya Karya (WIKA) Tunda Bayar Utang, Ini Respon Tegas Erick Thohir

Menteri BUMN Erick Thohir menjawab tegas langkah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) yang mengajukan penundaan pembayaran utang.
Menteri BUMN Erick Thohir./Bisnis-Rika A.
Menteri BUMN Erick Thohir./Bisnis-Rika A.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan langkah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mengajukan penundaan pembayaran utang bank dan lembaga keuangan merupakan sebuah utang lancar yang baik. Hal ini juga berlaku untuk BUMN karya lainnya.

Erick menyebut utang para BUMN karya kepada Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara sudah turun dari yang tadinya mencapai Rp120 triliun menjadi Rp70 triliun. Menurutnya hal ini berarti ada percepatan dalam hal utang BUMN karya.

“Orang ribut-ribut utang, tapi valuasi bumn itu berapa ribu triliun sekarang dan ini utang lancar. Utang yang berjalan lancar [atau] utang baik,” ujar Erick Thohir di gedung Kementerian BUMN, Kamis (25/6/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan rasio utang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Rasio utang pemerintah Indonesia sebesar 39,6 persen pada Desember 2022. Rasio utang tersebut lebih rendah dari Korea Selatan sebesar 54,1 persen. 

Dia juga mencontohkan Korea Selatan yang 50 persen dari total Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk investasi di sektor infrastruktur sejak tahun 1960-an. Menurutnya, langkah tersebut membuat infrastruktur Korea Selatan menjadi lebih maju.

Di Tanah Air, Erick menyebut ongkos logistik terlampau mahal sehingga banyak jalan rusak di beberapa Provisini. Hal ini pun disebabkan oleh kelebihan muatan dari truck pengantar.

“Artinya jangan dilihat konteks pembangunan infrastruktur itu jangka pendek, tapi ada jangka panjangnya dan ada value-value yang kadang-kadang kita tidak sadari,” katanya.

Selain itu, dia juga menyebut banyak jalan tol di Pulai Jawa yang dulunya dimiliki oleh sektor swasta. Namun, terdapat juga proyek yang mangkrak lantaran hanya terjadi jual-beli izin.

“Akhirnya BUMN ditugaskan untuk menyelamatkan, dan terjadilah Transjawa hari ini. Coba kalau tidak jadi-jadi [Transjawa] yang rugi juga rakyat,” tuturnya.

Sebagai informasi, WIKA mengajukan penundaan pembayaran utang bank untuk mengatur kembali utang dan memperkuat struktur permodalan. Langkah ini diambil seiring adanya rugi bersih sebesar Rp521,25 miliar pada kuartal I/2023.

"Kami sedang mencari penghentian pembayaran pokok dan bunga kepada bank kami," kata Corporate Secretary WIKA Mahendra Vijaya dalam pemberitaan Bloomberg.

Menilik laporan keuangan per 31 Maret 2023, WIKA tercatat memiliki utang kepada pihak ketiga sebesar Rp12,64 triliun. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi salah satu kreditur terbesar dengan pinjaman Rp3,87 triliun.

Saat dikonfirmasi, Mahendra Vijaya mengatakan emiten konstruksi plat merah tersebut sedang mengajukan standstill atas fasilitas pokok dan bunga kepada perbankan. Tujuannya agar memperbaiki struktur keuangan jangka panjang akibat adanya pinjaman yang belum memberikan imbal hasil.

“Adanya pinjaman untuk pendanaan pada investasi jangka panjang yang saat ini belum dapat memberikan return bagi perusahaan, sehingga beban atas pendanaan tersebut menurunkan laba bersih WIKA,” ujar Mahendra kepada Bisnis, Rabu (17/5/2023).

Dia juga menyebut WIKA tidak berencana mengajukan penundaan kewajiban terhadap obligasi yang sebelumnya telah diterbitkan.

Sementara itu, WIKA juga tercatat memiliki beberapa utang obligasi yang jatuh tempo pada 2023 dan 2024. Diantaranya adalah Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A senilai Rp331 miliar yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023.

Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 Seri A senilai Rp495 miliar yang jatuh tempo pada 3 Maret 2024, serta Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A senilai Rp571 miliar yang jatuh tempo pada 8 September 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper