Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Jatuh ke Bawah US$2.000, Tertekan Dolar AS

Harga emas anjlok ke bawah US$2.000, level terendah sejak 1 Mei 2023, karena tertekan penguatan dolar AS.
Harga emas anjlok ke bawah US$2.000, level terendah sejak 1 Mei 2023, karena tertekan penguatan dolar AS. /Pexels.
Harga emas anjlok ke bawah US$2.000, level terendah sejak 1 Mei 2023, karena tertekan penguatan dolar AS. /Pexels.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas anjlok pada Selasa (16/5/2023) ke bawah US$2.000 karena tertekan penguatan dolar AS.

Harga emas berbalik melemah dari keuntungan sehari sebelumnya ke bawah level psikologis US$2.000 untuk pertama kalinya sejak 1 Mei karena greenback menguat.

Harga emas untuk pengiriman pada bulan Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok US$29,70 atau 1,47 persen menjadi US$1.993 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.022,70 dan terendah di US$1.989,10.

Mengutip Antara, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,2 persen menjadi 102,61, saat investor mengawasi pembicaraan plafon utang untuk mencegah kemungkinan gagal bayar yang dapat bergema di seluruh pasar aset dan merusak kepercayaan pada ekonomi terbesar di dunia itu.

Harga emas menetap di bawah US$2.000 untuk pertama kali sejak awal Mei dan setelah reli ke rekor tertinggi. Hal ini karena investor berlari ke mata uang yang relatif aman dolar dan obligasi pemerintah AS di tengah data ekonomi AS yang beragam menunjukkan penjualan ritel dan indeks perumahan bertahan.

Dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television, Selasa (16/5), Presiden Federal Reserve Richmond Tom Barkin mengatakan bahwa pernyataan Fed setelah pertemuan Mei paling baik ditafsirkan sebagai memberikan opsi kepada para pejabat untuk menaikkan suku bunga lagi pada bulan Juni atau berhenti.

Barkin menyukai opsionalitas yang tersirat dalam pernyataan itu. "Saya pikir itu memberi Anda waktu ... untuk mengatakan apakah masih ada lagi yang perlu kami lakukan atau masih boleh menunggu," katanya.

Barkin mengatakan pihaknya melacak data dan akan memutuskan nanti tentang jeda atau kenaikan suku bunga pada bulan Juni.

"Emas lebih rendah karena Wall Street menunggu pembaruan yang berarti dengan pembicaraan plafon utang," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA.

Ia juga mencatat bahwa logam kuning tidak mendapat bantuan dari rebound belanja konsumen pada bulan April. Moya mengatakan bahwa Wall Street bersiap untuk sesuatu yang buruk terjadi.

"Akan tetapi, tidak ada yang tahu apa yang akan menjadi katalisator itu," katanya.

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada hari Selasa (16/5/2023) beragam. Federal Reserve melaporkan bahwa produksi industri AS naik 0,5 persen pada bulan April setelah bergerak sideways dalam 2 bulan sebelumnya.

Indeks kepercayaan bulanan National Association of Home Builders (NAR) AS naik lima poin menjadi 50 pada bulan Mei. Ini adalah bulan kelima berturut-turut sentimen meningkat di kalangan pengembang.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS meningkat 0,4 persen pada bulan April jika dibandingkan dengan Maret ketika penjualan turun 0,7 persen. Ini merupakan kenaikan penjualan ritel pertama sejak Januari.

Departemen Perdagangan AS juga melaporkan bahwa persediaan bisnis AS turun 0,1 persen pada bulan Maret, penurunan pertama dan pembacaan terlemah sejak April 2021.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman pada bulan Juli melemah 39,80 sen atau 1,64 persen, menjadi berakhir pada 23,893 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman pada bulan Juli merosot 7,80 dolar AS atau 0,73 persen, menjadi menetap pada 1.066,90 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper