Bisnis.com, JAKARTA – PT Sarana Mitra Luas Tbk. (SMIL) menargetkan pertumbuhan laba hingga 50 persen dan pertumbuhan pendapatan sebesar 30 persen pada 2023 usai resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama SMIL Hadi Suhermin mengatakan target laba hingga 50 persen tahun ini disebabkan oleh adanya beberapa pendapatan project tahun lalu yang belum dicatatkan dalam laporan keuangan.
“Target laba sekitar 40 persen hingga 50 persen sementara pendapatan sekitar 30 persen,” katanya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jumat (12/5/2023).
Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan pada prospektus SMIL, terdapat penurunan laba bersih dan pendapatan sepanjang 2022. Data 31 Desember mencatatkan pendapatan SMIL tercatat sebesar Rp264,04 miliar turun 12,32 persen dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp301,14 miliar.
Sementara itu laba bersih SMIL tercatat sebesar Rp52,48 miliar atau turun sebesar 29,95 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp74,92 miliar.
Hadi mengatakan laba bersih SMIL 2022 terealisasi sebesar 70 persen dari target yang ditetapkan.
Baca Juga
Sementara itu, target SMIL akan diraih dengan startegi penambahan kapasitas dan diversifikasi unit rental dengan penambahan unit forklift dan material handling equipment.
Guna dapat melakukan strategi itu, SMIL menyiapkan belanja modal sebesar Rp300 miliar di mana sebanyak Rp175 miliar merupakan dana dari IPO dan sisanya berasal dari perbankan dan leasing.
Adapun rencana penggunaan dana capex antara lain adalah untuk membeli 250 unit foklift dan material handling equipment lainnya dalam rangka penambahan kapasitas dan diversifikasi unit rental.
SMIL juga berencana membeli 189 unit lithium battery dan 250 unit lithium battery charger dalam rangka menunjang operasional eletric forklift. Saat ini, SMIL memiliki lebih dari 3.000 unit forklift dan material handling equipment lainnya dengan variasi dan fungsi yang beragam.
Dana pembelian tersebut berasal dari dana IPO dengan rincian sekitar 43,99 persen atau sekitar Rp75 miliar akan digunakan untuk pembelian 250 unit forklift dan material handling equipment. Sekitar 14,70 persen atau sekitar Rp25,06 miliar akan digunakan untuk pembelian 189 unit lithium battery dan 250 unit lithium battery charger.
Sekitar 3,48 persen atau sekitar Rp5,94 miliar akan digunakan untuk pembelian 20 unit kendaraan operasional dalam rangka menunjang operasional Perseroan