Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Bisnis-27 dibuka melemah pada perdagangan Kamis (11/5/2023). Sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berada di zona merah awal perdagangan.
Indeks hasil kerja sama BEI dengan Bisnis Indonesia itu terkoreksi 0,06 persen ke 589,81 atau turun 0,35 poin sampai pukul 09.01 WIB dan sempat mencapai level tertinggi di 590,16. Dari 27 konstituen, hanya 7 emiten yang menguat, 3 stagnan, dan sisanya 17 perusahaan mengawali perdagangan di zona merah.
Saham-saham yang justru mendulang kenaikan saat indeks turun adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) yang menguat 1,27 persen ke Rp1.600. Selanjutnya PT AKR Corporindo menyusul dengan kenaikan 0,71 persen sehingga bertengger di Rp10.250.
Saham-saham lain yang juga menguat di antaranya adalah INTP dan KLBF masing-masing dengan kenaikan 0,49 persen. Lalu ADRO dan JSMR naik 0,34 persen dan 0,29 persen pada awal perdagangan.
Di sisi lain, PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) menjadi penghuni indeks dengan koreksi terdalam sampai pukul 09.05 WIB. ITMG turun 4,72 persen sehingga berada di level harga di Rp28.775.
Selanjutnya PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) turun 1,43 persen, INKP melemah 1,36 persen, dan UNTR turun 1,29 persen.
Baca Juga
Beberapa saham yang stagnan di harga yang sama dengan penutupan sehari sebelumnya adalah MDKA di Rp3.350 dan MTEL di Rp650.
Sementara itu, IHSG terpantau melemah ke 6.774,32 sampai pukul 09.08 WIB. Phintraco Sekuritas dalam riset harian memperkirakan IHSG melanjutkan rebound ke kisaran 6.820–6.840, jika bertahan di atas level psikologis 6.800 hari ini. Rebound pada Rabu (10/5/2023) kemarin memperkuat sinyal golden cross dari Stochastic RSI. MACD berpotensi membentuk golden cross, jika memberi konfirmasi rebound ke 6.840.
Data ekonomi domestik kembali menjadi katalis positif utama bagi IHSG. Data terbaru menunjukan pertumbuhan penjualan ritel sebesar 4,9 persen yoy pada Maret 2023 dari 0,6 persen yoy pada Februari 2023. Tren pertumbuhan penjualan ritel diperkirakan terus berlanjut di April—Mei 2023. Data ini juga memperkuat dorongan rotasi ke saham-saham terkait barang konsumer.
Dari eksternal, pasar masih terus mencermati perkembangan pembahasan kesepakatan terkait debt ceiling di AS sebelum debt ceiling tercapai awal Juni 2023.