Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global terus melaju setelah ditutup menguat 0,48 persen pada perdagangan Selasa (9/5/2023), memperpanjang kenaikan hari kedua berturut-turut ketika pedagang menunggu lebih banyak isyarat ekonomi AS jelang dirilisnya data inflasi , sementara kekhawatiran atas krisis perbankan dan potensi resesi masih bertahan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terkerek 9,70 dolar AS atau 0,48 persen menjadi ditutup pada 2.042,90 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tingkat tertinggi sesi di 2.045,10 dolar AS dan terendah di 2.026,40 dolar AS.
Pada sesi-sesi sebelumnya, emas berjangka naik 8,40 dolar AS atau 0,41 persen menjadi 2.033,20 dolar AS pada Senin (8/5/2023), setelah anjlok 30,90 dolar AS atau 1,50 persen menjadi 2.024,80 dolar AS pada Jumat (5/5/2023), dan melonjak 18,70 dolar AS atau 0,92 persen menjadi 2.055,70 dolar AS pada Kamis (4/5/2023).
Logam kuning mengalami aksi ambil untung besar-besaran pada Jumat (5/5/2023), anjlok dari rekor tertinggi karena laporan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan bahwa Federal Reserve akan tetap hawkish lebih lama tahun ini.
Sementara pasar memperkirakan bank kemungkinan akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga, mereka juga mulai mengurangi taruhan pada potensi penurunan suku bunga tahun ini. Setiap kenaikan emas kemungkinan akan tertahan oleh suku bunga yang tetap lebih tinggi lebih lama.
Data indeks harga konsumen (IHK) AS untuk April akan keluar pada Rabu waktu setempat, sedangkan indeks harga produsen untuk April akan dirilis pada Kamis (11/5/2023).
Baca Juga
Fokus pasar sekarang terutama pada data inflasi indeks harga konsumen AS yang diharapkan menunjukkan bahwa inflasi sedikit menurun pada April dari bulan sebelumnya. Tetapi inflasi diperkirakan masih akan tetap jauh di atas kisaran target tahunan The Fed, berpotensi menimbulkan reaksi hawkish dari bank sentral terhadap data tersebut.
Dalam pidatonya pada Selasa (9/5/2023), Presiden Fed New York John Williams memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga bank sentral yang cepat akan membutuhkan waktu untuk memperlambat aktivitas ekonomi guna memerangi inflasi yang tinggi, mengutip jeda antara tindakan kebijakan dan dampaknya.
Dalam komentarnya kepada kelompok bisnis Atlanta Black Chambers pada Selasa (9/5/2023), Gubernur Fed Phillip Jefferson mengatakan bahwa ekonomi AS melambat secara "tertib" yang memungkinkan inflasi menurun bahkan ketika pertumbuhan terus berlanjut.
Pengetatan standar kredit baru-baru ini oleh bank-bank adalah "khas" di mana Amerika Serikat berada dalam siklus ekonomi dan "bagian alami" dari pengetatan moneter Fed, katanya sebagaimana dikutip Antara.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 6,40 sen atau 0,25 persen, menjadi ditutup pada 25,898 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terangkat 28,30 dolar AS atau 2,60 persen, menjadi menetap pada 1.116 dolar AS per ounce.