Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Jauhi Rekor Tertinggi, Tuah Sentimen The Fed Terhenti

Harga emas menjauhi rekor tertinggi pada akhir perdagangan pekan ini (5/5/2023) karena sentimen suku bunga The Fed kalah oleh laporan data pekerjaan.
Karyawan menunjukan emas di salah satu Bank di Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan emas di salah satu Bank di Jakarta, Senin (8/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menjauhi rekor tertinggi pada akhir perdagangan pekan ini (5/5/2023) karena sentimen suku bunga The Fed kalah oleh laporan data pekerjaan Amerika Serikat (AS) lebih kuat dari perkiraan sehingga membuat dolar AS terkerek.

Tim riset MIFX telah memperkirakan investor akan lebih waspada menjelang data tenaga kerja utama AS yang akan mempengaruhi kebijakan moneter The Fed. Pasalnya laporan data pkerjaan berpeluang memicu penurunan harga emas.

MIFX pun memperkirakan harga emas berisiko menguji level support US$2025 selama harga tidak mampu menembus level resistance US$2043.

Data perdagangan terakhir menunjukkan harga emas yang sebelumnya reli tiga sesi beruntun setelah The Fed memutuskan mengerek suku bunga acuan akhirnya berbalik turun. Namun, harga emas masih kokoh di atas US$2.000, mengutip Antara.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok US$30,90 atau 1,50 persen menjadi ditutup pada US$2.024,80 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.061,30 dan terendah di US$2.007,00.

Harga emas Comex untuk Juni mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$2.082,80 dolar AS, dan emas berjangka berakhir 1,3 persen lebih tinggi untuk minggu ini.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (5/5/2023) bahwa pemberi kerja AS menambahkan 253.000 pekerjaan pada April, kenaikan terbaik sejak Januari sehingga harga emas tertekan. Tingkat pengangguran turun menjadi 3,4 persen pada April, setara dengan pembacaan terendah sejak 1969.

Pasar tenaga kerja yang masih ketat memicu keraguan baru atas jeda kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve. Namun demikian, alat Fedwatch CMEGroup menunjukkan bahwa ekspektasi suku bunga tetap sama, meskipun alat tersebut menunjukkan ada peluang 3,3 persen kenaikan suku bunga pada pertemuan Federal Reserve berikutnya.

"Setelah akhirnya mencapai rekor tertinggi, harga emas berada di bawah tekanan setelah laporan pekerjaan yang panas menekan kembali taruhan penurunan suku bunga Fed," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, mengacu pada data penggajian non-pertanian April dikutip dari Antara.

"Jika kekhawatiran perbankan terus mereda dan ekonomi tetap tangguh, beberapa pembuat kebijakan mungkin ingin melanjutkan pengetatan."

Terlepas dari itu, harga emas "masih memiliki peluang bagus untuk kembali menguat", kata Moya, menunjukkan bahwa kekhawatiran perbankan tidak akan hilang dalam waktu dekat karena seberapa bank-bank regional tampak masih bermasalah - dan posisi logam kuning sebagai tempat berlindung yang aman dari kekhawatiran semacam itu.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 29,70 sen atau 1,13 persen, menjadi ditutup pada 25,93 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terkerek 18 dolar AS atau 1,71 persen, menjadi menetap pada 1.068,30 dolar AS per ounce.

Dari dalam negeri, harga emas 24 karat di Pegadaian untuk cetakan UBS dan cetakan Antam terpantau turun pada perdagangan hari ini, Sabtu (6/5/2023). Cetakan termurah adalah UBS 0,5 gram yang dijual dengan harga Rp565.000.  

Berdasarkan informasi dari laman resmi Pegadaian, harga emas 24 karat Antam ukuran terkecil, yakni 0,5 gram dijual seharga Rp602.000. Harga tersebut turun Rp2.000 dibandingkan harga pada Jumat (5/5/2023). 

Sementara itu, harga emas 24 karat cetakan UBS dengan ukuran yang sama dibanderol Rp565.000, juga turun Rp2.000 dari harga kemarin.  

Untuk harga emas Antam 24 karat ukuran 1 gram, Pegadaian menjual Rp1.101.000, turun Rp3.000 dibandingkan harga kemarin. Sementara itu, emas 24 karat UBS dengan ukuran yang sama dijual seharga Rp1.060.000, turun Rp2.000 dibandingkan kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper