Bisnis.com, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba sepanjang kuartal I/2023. Pertumbuhan ini sejalan dengan langkah XL untuk meningkatkan layanan konvergensi.
XL mengantongi pendapatan sebesar Rp7,54 triliun sepanjang kuartal I/2023. Realisasi itu tumbuh 11,94 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 sebesar Rp6,74 triliun. Layanan digital berkontribusi 91,5 persen pada total pendapatan dengan nilai menembus Rp6,91 triliun.
Pertumbuhan pendapatan berdampak positif pada EBITDA yang tumbuh 13 persen year-on-year (YoY) dengan margin 47 persen menjadi Rp3,58 triliun. Adapun laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 44,43 persen YoY dari Rp139,09 miliar pada kuartal I/2022 menjadi Rp200,89 miliar pada kuartal I/2022.
Semua pertumbuhan tersebut berdampak positif terhadap EBITDA yang tumbuh 13 persen YoY dengan margin 47 persen, menjadi Rp 3,58 triliun. Selain itu, XL Axiata juga membukukan pertumbuhan laba bersih setelah pajak (PAT), yaitu sebesar Rp 204 miliar.
“Kuartal pertama setiap tahun selalu penuh tantangan dan tidak mudah. Namun, kami mampu membuktikan mampu mencatatkan kinerja keuangan yang cukup kuat dengan pertumbuhan yang mencapai dua digit pada pendapatan, EBITDA, dan laba bersih setelah pajak,” kata Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini dalam siaran pers, Rabu (10/5/2023).
XL Axiata menutup kuartal I/2023 dengan total pelanggan sebanyak 57,9 juta, dengan pencapaian blended average revenue per user (ARPU) yang juga meningkat dari Rp36.000 pada kuartal I/2022 menjadi Rp40.000 pada kuartal pertama 2023.
Baca Juga
Dian mengatakan peningkatan blended ARPU sejalan dengan fokus XL untuk meraih dan mempertahankan pelanggan yang produktif. Selain itu, strategi transformasi digital 2.0 yang dijalankan XL Axiata melalui pengembangan pengalaman pelanggan lewat aplikasi MyXL dan AXISNet dia sebut terbukti efektif.
“Kedua aplikasi telah memberikan hasil yang sangat kuat hingga kuartal I/2023. Tercatat lebih dari 26 juta pelanggan telah aktif menggunakan MyXL dan AXISNet, dengan pertumbuhan Monthly Active User (MAU) mencapai 47 persen YoY,” katanya.
Diah menambahkan salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata adalah personalisasi penawaran dan layanan. Strategi tersebut terus diterapkan di sepanjang kuartal I/2023 ini. Hasilnya, data net promoter score (NPS) terus meningkat secara signifikan, sehingga mendorong penggunaan layanan dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan.
Pada sisi jaringan, inisiatif peningkatan kualitas jaringan terus dilanjutkan. Hal ini tercermin dari pengalokasian mayoritas dari Rp8 triliun dana belanja modal (capex) untuk mendukung kebutuhan ekspansi jaringan.
Hingga akhir Maret 2023, total jumlah BTS XL Axiata mencapai 147.516, dengan jumlah BTS 4G sebanyak 94.380 unit. Jumlah BTS 4G ini tumbuhan 12,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. dengan tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 55 persen (fiberized).
Dian mengemukakan kondisi keuangan XL Axiata sehat per akhir Maret 2023 dengan utang kotor tercatat di angka Rp8,83 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,73 kali. Sementara itu, utang bersih tercatat sebesar Rp7,09 triliun. XL Axiata tercatat tidak memiliki utang berdenominasi dolar Amerika Serikat.
Sebesar 56 persen dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 44 persen memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 12 persen menjadi Rp2,17 triliun.