Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Nikel 2023 Meredup, Vale Indonesia (INCO) Harapkan Tetap di Atas US$20.000

Vale Indonesia (INCO) berharap harga nikel tetap di kisaran US$20.000 per ton pada 2023 di tengah tren penurunan harga.
Vale Indonesia (INCO) berharap harga nikel tetap di kisaran US$20.000 per ton pada 2023 di tengah tren penurunan harga. /Istimewa
Vale Indonesia (INCO) berharap harga nikel tetap di kisaran US$20.000 per ton pada 2023 di tengah tren penurunan harga. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Harga nikel dalam tren penurunan sepanjang tahun 2023 berjalan. Emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) berharap penurunan harga nikel hanya sesaat dan bisa bertahan di atas US$20.000 per ton. 

Mengutip data London Metal Exchange (LME), harga nikel untuk kontrak tiga bulan tercatat turun 3,01 persen ke US$23.997 per ton sampai dengan Kamis (4/5/2023). Sepanjang 2023 berjalan, harga nikel LME sudah turun sekitar 29,80 persen dari posisi US$31.150 di awal tahun. 

Presiden Direktur INCO Febiany Eddy mengatakan penurunan harga nikel yang terjadi saat ini masih dalam batas wajar, dan umumnya penurunan harga komoditas akan mempengaruhi harga sahamnya. 

"Tapi kita tidak melihat penurunan harga itu sifatnya permanen. kita masih berharap bahwa level harga nikel di atas US$20.000, itu masih wajar dengan memperhatikan kondisi pasar saat ini. Jadi mungkin kalau turun hanya turun sesaat, tidak trennya turun terus menerus dalam waktu yang lama," katanya dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023). 

Adapun, strategi yang dilakukan Perseroan di antaranya dengan meningkatkan atau mengoptimalkan produksi, serta mengendalikan biaya-biaya. 

Wakil Presiden Direktur INCO Adriansyah Chaniago menambahkan, secara fundamental industri nikel dan INCO masih sangan mendukung kinerja keuangan tetap positif. 

"Industri nikel kan sekarang kebutuhannya bukan cuma dari stainless steel, tapi juga kebutuhan untuk EV, optimismenya berdasarkan prospek ke depan masih cerah," ungkapnya. 

Dari sisi kinerja, pada kuartal I/2023 INCO mencatatkan pertumbuhan laba bersih 207 persen secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) seiring dengan naiknya harga nikel dan produksi perseroan yang lebih tinggi. Laba bersih tercatat US$98,1 juta setara Rp1,45 triliun (kurs tengah BI Rp14.882), dari kuartal IV/2023 di US$32 juta. 

Secara tahunan (year-on-year/YoY), laba bersih INCO pada kuartal I/2023 juga mengalami kenaikan sebesar 45,09 persen dibandingkan kuartal I/2022 yang sebesar US$67,64 juta.  

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menjelaskan produksi nikel dalam matte perseroan pada kuartal I/2023 adalah 21 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu seiring dengan telah diselesaikannya pembangunan kembali Furnace 4 tahun lalu. 

“Pada kuartal I/2023, harga nikel berada pada level yang menguntungkan dan mendorong INCO membukukan laba bersih yang kuat, sebesar US$98,1 juta [setara Rp1,45 triliun], meningkat 207 persen dibandingkan dengan laba bersih triwulan sebelumnya," ungkapnya. 

Pada kuartal I/2023, INCO mencatat pendapatan sebesar US$363,18 juta setara Rp5,4 triliun naik 54,49 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$235,08 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper