Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Final! Vale Indonesia (INCO) Siapkan Capex Rp8,4 Triliun pada 2023

Vale Indonesia (INCO) menyiapkan capex US$580 juta termasuk untuk membiayai proyek pengembangan smelter Pomalaa dan Bahodopi.
Vale Indonesia (INCO) menyiapkan capex US$580 juta termasuk untuk membiayai proyek pengembangan smelter Pomalaa dan Bahodopi.
Vale Indonesia (INCO) menyiapkan capex US$580 juta termasuk untuk membiayai proyek pengembangan smelter Pomalaa dan Bahodopi.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten nikel, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mengalokasikan belanja modal atau capex senilai US$580 juta atau setara dengan Rp8,43 triliun (estimasi kurs tengah BI 14.548 per dolar AS) tahun ini.

Direktur INCO Bernardus Irmanto mengatakan seluruh capex yang disiapkan sudah termasuk untuk pengembangan proyek smelter di Pomalaa dan Bahodopi. Adapun, hingga kuartal I/2023 INCO baru menyerap capex senilai US$58 juta. 

"Serapannya masih kecil, dari US$58 juta itu US$25 jutanya untuk belanja modal sustaining, dan sisanya untuk growth. Nanti di kuartal-kuartal selanjutnya akan naik, sehingga nanti diproyeksikan satu tahun penuh itu mencapai angka US$580 juta," jelasnya dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023). 

Sebelumnya, pada awal 2023 INCO hanya menyiapkan belanja modal senilai US$110 juta atau setara dengan Rp1,71 triliun belum termasuk untuk pengembangan proyek di Pomalaa dan Bahodopi. 

Dari sisi kinerja, pada kuartal I/2023 INCO mencatatkan pertumbuhan laba bersih 207 persen secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) seiring dengan naiknya harga nikel dan produksi perseroan yang lebih tinggi. Laba bersih tercatat US$98,1 juta setara Rp1,45 triliun (kurs tengah BI Rp14.882), dari kuartal IV/2023 di US$32 juta. 

Secara tahunan (year-on-year/YoY), laba bersih INCO pada kuartal I/2023 juga mengalami kenaikan sebesar 45,09 persen dibandingkan kuartal I/2022 yang sebesar US$67,64 juta.  

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menjelaskan produksi nikel dalam matte perseroan pada kuartal I/2023 adalah 21 persen lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu seiring dengan telah diselesaikannya pembangunan kembali Furnace 4 tahun lalu. 

“Pada kuartal I/2023, harga nikel berada pada level yang menguntungkan dan mendorong INCO membukukan laba bersih yang kuat, sebesar US$98,1 juta [setara Rp1,45 triliun], meningkat 207 persen dibandingkan dengan laba bersih triwulan sebelumnya," ungkapnya. 

Pada kuartal I/2023, INCO mencatat pendapatan sebesar US$363,18 juta setara Rp5,4 triliun naik 54,49 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$235,08 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper