Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali menguat pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB, selama tiga hari berturut-turut karena investor bereaksi terhadap sinyal Federal Reserve (The Fed) yang siap untuk gencatan senjata dalam perang melawan inflasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak 0,92 persen menjadi ditutup pada US$2.055,70 per ounce setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$2.085,40 yang merupakan posisi tertinggi sepanjang masa dan terendah di US$2.038,50.
Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu (3/5/2023). The Fed menghapus perkataan "beberapa penguatan kebijakan tambahan mungkin tepat" dalam pengumumannya setelah pertemuan, menandakan bahwa siklus kenaikan suku bunga mungkin akan berakhir.
"Dukungan kuat untuk kenaikan emas mengingat semua gejolak perbankan dan meningkatnya risiko bahwa AS akan mengalami resesi yang sulit," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA dikutip dari Antara, Jumat (5/5/2023).
“Ekonomi riil akan banyak terpukul mengingat apa yang kita lihat dengan keuangan dan itu akan membuat permintaan untuk aset safe-haven tetap tinggi. Emas akan bersinar mengingat latar belakang makro ini dan mungkin mengincar pergerakan di atas 2.100 dolar AS jika sentimen de-risking di Wall Street tetap ada selama beberapa sesi berikutnya."
Data ekonomi yang dirilis Kamis (4/5/2023) juga mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa produktivitas AS anjlok sebesar 2,7 persen pada kuartal pertama 2023 setelah melonjak sebesar 1,6 persen yang direvisi pada kuartal keempat 2022. Penurunan tersebut jauh lebih besar dari yang diharapkan.
Baca Juga
Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS naik 13.000 menjadi 242.000 dalam pekan yang berakhir 29 April. Perkiraan median dalam survei para ekonom adalah untuk 240.000 permohonan.
Laporan pekerjaan bulanan AS akan keluar pada Jumat waktu setempat.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli menguat 2,13 persen, menjadi ditutup pada US$26,227 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot US$11,50 atau 1,08 persen, menjadi menetap pada US$1.050,30 per ounce.