Bisnis.com, JAKARTA — Emiten yang bergerak pada sektor tambang logam diproyeksikan mencatatkan kinerja cenderung naik secara terbatas pada semester I/2023.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan mengatakan kinerja emiten yang berhubungan dengan logam akan menguat tetapi secara terbatas. Hal ini lantaran harga komoditas seperti nikel disebut sudah mencapai puncaknya.
“Ekspektasi kinerja emiten terkait logam di kuartal II/2023 secara year-on-year (YoY) akan lebih mild karena contohnya untuk harga nikel mengalami peak di tahun lalu,” ujar Rizkia kepada Bisnis, Kamis (4/5/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan emiten yang berbasis logam sebaiknya dilihat sebagai perusahaan yang terlihat pada prospek kinerja secara jangka panjang. Emiten pada sektor ini disebut membutuhkan waktu untuk mempersiapkan infrastruktur yang memadai untuk hilirisasi seperti nikel maupun copper.
Adapun dia menyebut harga emas masih akan mengalami kenaikan di tengah sentimen global memasuki semester I/2023. Adanya sentimen global terhadap kondisi perekonomian yang kurang baik akan terus menguntungkan harga emas global.
Sementara untuk logam lainnya, seperti nikel, copper, maupun timah harganya diperkirakan cenderung stagnan atau ternormalisasi sedikit. Namun, harga tersebut masih dalam kisaran harga yang cukup tinggi.
Baca Juga
Terbatasnya kenaikan harga logam disinyalir karena belum terlihatnya perubahan yang signifikan dari kondisi suplai dan juga permintaan secara global.
Selain itu, dia menyebut para pelaku pasar kini cenderung tertarik kepada emiten-emiten yang prospek hilirisasinya sudah mulai terlihat. Hal ini juga terlihat dari efek melantainya PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL), dan PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA).
“Saya kira investor sekarang punya ketertarikan yang lebih baik terhadap emiten-emiten metal mining terutama didukung oleh prospek hilirisasi yang mulai terlihat kencang dan juga efek daripada melantainya dua emiten besar terkait industri tersebut yaitu NCKL dan MBMA,” jelasnya.