Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rapor Kinerja Emiten Logam Kuartal I/2023, Ada Laba Naik Ratusan Persen

Sejumlah emiten logam mencatat pertumbuhan laba positif pada kuartal I/2023. Namun, laba bersih beberapa di antaranya terjun bebas.
Negara penghasil timah/Istimewa.
Negara penghasil timah/Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja sejumlah emiten logam mengkilap awal tahun ini, beberapa di antaranya bahkan mencetak pertumbuhan laba hingga ratusan persen. Namun, tak sedikit pula yang mencatat pelemahan bottom line pada kuartal I/2023. 

Emiten pelat merah PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam pada kuartal pertama tahun ini mencatat pendapatan mencapai Rp11,59 triliun atau naik 18,99 persen yang dikontribusikan dari penjualan emas dan penjualan di pasar domestik. 

Dengan pendapatan tersebut, ANTM berhasil mencetak laba tumbuh 13,69 persen ke Rp1,66 triliun dari tahun sebelumnya Rp1,46 triliun. Namun, pada perdagangan Kamis (4/5/2023) pukul 14.30 WIB harga sahamnya terpantau stagnan tetap di Rp2.120.

Selanjutnya, emiten tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mencatatkan pertumbuhan laba bersih 207 persen secara kuartalan pada kuartal I/2023 dan naik 45,09 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Laba bersih INCO tercatat US$98,1 juta setara Rp1,45 triliun (kurs tengah BI Rp14.882). Secara tahunan (year-on-year/YoY), laba bersih INCO pada kuartal I/2023 tercatat naik sebesar 45,09 persen dibandingkan kuartal I/2022 yang sebesar US$67,64 juta. Laba tersebut diperoleh dari pendapatan INCO yang tercatat mencapai US$363,18 juta setara Rp5,4 triliun atau naik 54,49 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$235,08 juta.

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menerangkan pada kuartal I/2023, harga nikel berada pada level yang menguntungkan dan mendorong INCO membukukan laba bersih yang kuat. 

Terkait dengan harga sahamnya, pada perdagangan Kamis (4/5/2023), harga saham INCO bergerak di zona hijau, naik 1,13 persen ke Rp6.700. 

Selanjutnya, emiten tambang dan produsen nikel, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) turut mencatatkan kinerja ciamik dengan membukukan laba bersih Rp58,05 miliar sepanjang kuartal I/2023. Laba bersih NICL terbang 135,33 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp24,66 miliar. 

Kenaikan laba bersih NICL didorong oleh penjualan nikel yang moncer mencapai Rp254,88 miliar hingga akhir Maret 2023. Capaian tersebut naik 14,7 persen yoy dibanding kuartal I/2022 sebesar Rp222,20 miliar. Namun, melihat harga sahamnya per Kamis (4/5/2023), saham NICL turun 0,65 persen atau 2 poin ke Rp304. 

Di sisi lain, sejumlah emiten logam mencatat penurunan laba di antaranya emiten tambang nikel yang baru-baru ini melantai di bursa dengan nilai jumbo, PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) pada kuartal I/2023, mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan Rp4,78 triliun. Pendapatan itu melonjak 74,6 persen dari Rp2,74 triliun pada kuartal I/2022. 

Manajemen NCKL menjelaskan peningkatan pendapatan NCKL terjadi sebagian besar karena adanya peningkatan volume dan lini produksi di Trimegah Bangun Persada dan entitas anak.

Namun, di tengah pertumbuhan pendapatan, NCKL mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk senilai Rp1,36 triliun pada kuartal I/2023. Laba bersih itu turun 14,28 persen dari Rp1,59 triliun pada kuartal I/2022.

Manajemen NCKL menjelaskan penurunan laba per Maret 2023 disebabkan melemahnya harga nikel, kobalt, serta menguatnya rupiah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Terkait harga sahamnya, pada perdagangan Kamis (4/5/2023), saham NCKL terpantau naik 2,25 persen atau 30 poin ke Rp1.365 per saham. 

Selain itu, emiten logam pelat merah PT Timah Tbk. (TINS) juga mencatatkan penurunan laba. Emiten anggota MIND ID ini mencatatkan pendapatan Rp2,17 triliun atau turun 50,58 persen dari Rp4,39 triliun pada kuartal I/2022. 

Pada kuartal I/2023, penjualan ekspor menopang kinerja TINS senilai Rp1,89 triliun, sedangkan penjualan lokal Rp275,43 miliar. Pelanggan dengan transaksi di atas 10 persen ialah Mind ID Trading Limited sebesar Rp890,41 miliar. 

Turunnya pendapatan TINS membuat laba bruto juga terkoreksi menjadi Rp263,38 miliar dari sebelumnya Rp1,1 triliun. Laba bersih TINS mencapai Rp50,27 miliar per Maret 2023, anjlok 91,64 persen dari Rp601,46 miliar per Maret 2022.

Sejalan dengan kinerjanya, harga saham TINS pada perdagangan Kamis (4/5/2023) juga turun 1 persen atau 10 poin ke Rp990.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper