Bisnis.com, JAKARTA - Emiten maskapai BUMN PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) berhasil merampungkan pembayaran utang terhadap 254 kreditur kecil dengan nilai utang maksimal Rp255 juta dengan total sebesar Rp15,43 miliar.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan sejalan dengan kinerja usaha yang semakin solid, Garuda Indonesia pada akhir Maret 2023 telah menyelesaikan pemenuhan kewajiban terhadap kreditur yang termasuk dalam klasifikasi kreditur dengan nilai tagihan hingga Rp255 juta.
Pemenuhan kewajiban tersebut sejalan dengan Perjanjian Perdamaian PKPU yang sebelumnya telah disahkan melalui putusan homologasi PN Jakarta Pusat, dan dalam implementasinya turut diselaraskan dengan fokus misi transformasi yang berjalan.
Penyelesaian kewajiban Garuda Indonesia tersebut telah dirampungkan terhadap 254 kreditur yang memiliki nilai tagihan hingga Rp255 juta, dengan total nilai tagihan yang dibayarkan mencapai hingga Rp15.432.720.782.
“Dirampungkannya pemenuhan kewajiban Garuda Indonesia terhadap kreditur dengan nilai tagihan hingga Rp255 juta tersebut menjadi penanda penting atas capaian akselerasi kinerja usaha yang semakin solid, khususnya dalam menjalankan misi transformasi menjadi entitas bisnis yang semakin agile dan adaptif serta memenuhi kewajiban usahanya kepada seluruh kreditur," ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis (4/5/2023).
Ke depan, GIAA berkomitmen terhadap kreditur sebagai bagian dari implementasi perjanjian perdamaian. Maskapai berlogo burung biru ini juga telah membukukan ketersediaan sinking fund yang proporsional sebesar US$61 juta hingga akhir kuartal I/2023 dalam kaitan pemenuhan kewajiban usaha seperti yang tertuang dalam Perjanjian Perdamaian PKPU.
Baca Juga
"Secara bertahap kami juga berupaya mengakselerasikan pemenuhan kewajiban usaha untuk kreditur dengan klasifikasi lainnya selaras terhadap komitmen implementasi perjanjian perdamaian dapat terus berjalan on the track sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai bersama,” tambahnya.
Lebih lanjut, dari aspek operasional Garuda Indonesia juga terus mencatatkan pertumbuhan signifikan pada angkutan penumpangnya yang tercatat tumbuh sebesar 98,2 persen pada kuartal I/2023 menjadi 1,8 juta penumpang.
Lebih lanjut, Garuda Indonesia turut mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang penerbangan internasional yang signifikan tumbuh lebih dari 438 persen.
Pada kuartal I/2023, Garuda Indonesia mencatatkan angkutan penumpang penerbangan internasional sebesar 363.000 orang dari sebelumnya berjumlah 66.000 penumpang pada kuartal I/2022. Sedangkan untuk penumpang penerbangan domestik Garuda Indonesia sebagai mainbrand mencatatkan pertumbuhan lebih dari 72 persen menjadi 1,4 juta penumpang.
“Di tengah fase transformasi kinerja yang terus dioptimalkan, kami optimistis outlook kinerja yang saat ini terefleksikan melalui capaian kinerja usaha pada kuartal I/2023 dapat menjadi fondasi penting atas langkah akseleratif kinerja usaha. Ke depannya akan terus kami optimalkan memaksimalkan momentum transformasi kinerja secara on the track," tuturnya.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), rugi bersih GIAA berhasil terpangkas 50,97 persen secara year-on-year (yoy) dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$224,66 juta.
Pendapatan GIAA terpantau naik 72,2 persen yoy menjadi US$602,99 juta atau sekitar Rp8,85 triliun dibanding kuartal I/2022 sebesar US$350,15 juta.
Pertumbuhan pendapatan perseroan ditopang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$506,82 juta atau naik 87 persen serta komposisi pendapatan lainnya yang tumbuh sebesar 50 persen menjadi US$83,35 juta pada tiga bulan pertama 2023.