Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Absen Bagi Dividen, Garuda Indonesia (GIAA) Gelar RUPS 25 Mei

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Mei 2023 mendatang.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Mei 2023 mendatang. Bisnis/Himawan L Nugraha
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Mei 2023 mendatang. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Mei 2023 mendatang.

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), RUPS GIAA tersebut akan diselenggarakan di Ruang Auditorium Gedung Manajemen Garuda City, Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang pada Kamis, (25/5/2023) pukul 13.30 WIB.

Adapun, daftar pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS tersebut akan diumumkan pada tanggal 2 Mei 2023.

"Perseroan menyampaikan pemberitahuan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham pada tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022," demikian tulis manajemen GIAA dikutip Selasa, (18/4/2023).

Kendati demikian, sebagaimana diberitakan sebelumnya, emiten maskapai pelat merah tersebut tampaknya bakal absen untuk memberikan dividen kepada pemegang saham tahun ini.

GIAA tidak bisa menggunakan laba US$3,73 miliar atau sekitar Rp55,95 triliun (kurs Rp15.000) untuk dividen, lantaran laba tersebut merupakan non kas dari pembalikan utang.

Direktur GIAA Prasetio mengatakan laba yang dibukukan perseroan merupakan non kas karena adanya pembalikan utang sehingga dibukukan sebagai ekuitas. Laba juga merupakan keuntungan dari pembalikan utang hasil restrukturisasi. 

"Ya tidak bisa digunakan karena itu tidak bisa dibagikan dividen. Laba tersebut non cash, tapi ya sudah US$3,7 miliar itu tidak bisa dipakai karena itu cuma buku," ujar Prasetio di Jakarta dikutip Minggu (16/4/2023).

Sedangkan untuk pembiayaan kegiatan usaha maupun operasional, GIAA menggunakan dana dari penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun. Adapun dana tersebut sudah termasuk dalam dana hasil rights issue melalui penawaran umum terbatas (PUT) II dengan nilai total Rp7,77 triliun.

Sebagai informasi, GIAA mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$3,73 miliar pada 2022. Laba tersebut berbanding terbalik dengan rugi bersih senilai US$4,15 miliar yang dibukukan pada 2021. 

Laba GIAA melonjak signifikan berkat adanya pendapatan restrukturisasi utang US$2,85 miliar dan keuntungan restrukturisasi pembayaran US$1,38 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper