Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beban Pokok Bukalapak (BUKA) Naik 47 Persen, Simak Penjelasan Manajemen

Manajemen Bukalapak (BUKA) menuturkan peningkatan beban pokok pendapatan selama kuartal I/2023 lebih lambat dibanding dengan pertumbuhan pendapatan.
Presiden PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) Teddy Nuryanto Oetomo saat melakukan paparan di Jakarta, Kamis (4/5/2023). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi
Presiden PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) Teddy Nuryanto Oetomo saat melakukan paparan di Jakarta, Kamis (4/5/2023). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi

Bisnis.com, JAKARTA - Beban pokok pendapatan emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) tercatat meningkat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan laba bersih perseroan selama kuartal I/2023. Beban pokok tersebut meningkat 47,31 persen, dibandingkan pertumbuhan pendapatan yang mencapai 27,68 persen.

Presiden Bukalapak Teddy Nuryanto Oetomo mengatakan pertumbuhan beban BUKA selama kuartal I/2023 lebih lambat dibanding kenaikan revenue, dengan memperhitungkan beban penjualan dan pemasaran. 

"Jangan melihat beban pokok sendiri, sales dan marketing sendiri. Jika digabungkan, pertumbuhan beban tersebut lebih lambat dibandingkan dari kenaikan revenue," kata Teddy di Jakarta, Kamis (4/5/2023). 

Sebagai informasi, hingga kuartal I/2023 BUKA membukukan beban pokok pendapatan senilai Rp750,6 miliar. Beban pokok ini meningkat 47,31 persen dibanding kuartal I/2022 yang sebesar Rp509,5 miliar. 

Beban pokok ini terdiri atas biaya pembelian atas barang yang dijual kelompok usaha yang terdiri dari beban mitra yang naik 23,8 persen menjadi Rp478,7 miliar, marketplace yang naik 521,5 persen menjadi Rp264,7 miliar, serta BukaPengadaan turun 91 persen menjadi Rp71,5 miliar. 

Sementara itu, beban penjualan dan pemasaran BUKA mengalami penurunan 53,89 persen menjadi Rp151,5 miliar, dari Rp328,7 miliar secara tahunan atau year-on-year (yoy). 

Apabila kedua pos beban tersebut digabung, maka beban BUKA tumbuh 7,63 persen menjadi Rp902,18 miliar, dari Rp838,2 miliar. Beban tersebut tumbuh lebih lambat dari pendapatan BUKA yang naik 27,68 persen menjadi Rp1 triliun, dari Rp787,9 miliar. 

Menurutnya, peningkatan pendapatan ini membuat margin kontribusi atau contribution margin (CM) BUKA menjadi positif di kuartal I/2023. 

Sebagaimana diketahui, margin kontribusi Bukalapak, yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV, menunjukkan peningkatan dari -0,2 persen pada TPV di kuartal I/2022 menjadi 0,3 persen terhadap TPV di kuartal I/2023. 

Margin kontribusi Marketplace Bukalapak terhadap TPV marketplace meningkat dari 0,2 persen di kuartal I/2022 menjadi 0,7 persen di kuartal I/2023, sementara margin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -0,4 persen di kuartal I/2022 menjadi -0,1 persen di kuartal I/2023.

Adapun peningkatan beban marketplace hingga 521 persen, menurut Teddy terjadi akibat pendapatan BUKA yang meningkat.

"Karena pendapatan sudah meningkat tinggi," tutur dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper