Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencatatkan kerugian Rp1 triliun pada kuartal I/2023. Kerugian tersebut berbalik dari laba Rp14,55 triliun pada periode sama di tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), kerugian Bukalapak disebabkan oleh nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi di segmen marketplace yang berbalik rugi menjadi Rp783,73 miliar dari tahun sebelumnya yang mencetak laba Rp15,49 triliun.
Dalam keterangan resminya, Bukalapak menjelaskan bahwa kinerja yang berbalik rugi itu disebabkan karena pada kuartal I/2022 perseroan mendapatkan laba yang substansial dari nilai investasi di PT Allo Bank Tbk. (BBHI).
"Oleh karena itu, perseroan juga mencatat rugi bersih sebesar Rp1 triliun pada 1Q23 dari laba bersih sebesar Rp14,54 triliun pada 1Q22," ujar Manajemen Bukalapak dikutip Sabtu, (29/4/2023).
Kendati demikian, pendapatan perseroan tercatat naik 27,68 persen menjadi Rp1 triliun pada 3 bulan pertama 2023, dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp787,91 miliar.
Pendapatan tersebut didapatkan dari segmen mitra online maupun offline sebesar Rp515,18 miliar, BukaPengadaan yang berkontribusi Rp7,9 miliar, dan segmen marketplace Rp517,02 miliar. Pendapatan itu dikurangi biaya eliminasi Rp34,07 miliar.
Baca Juga
"Marketplace menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77 persen yoy menjadi Rp 517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi," lanjut manajemen.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan ikut terkerek 47,31 persen menjadi Rp750,6 miliar dibanding kuartal I/2022 sebesar Rp509,52 miliar.
Sementara itu beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp151,57 miliar pada kuartal I/2023 dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp328,71 miliar.
Adapun berdasarkan neraca, total aset Bukalapak tercatat turun menjadi Rp26,52 triliun dibanding akhir Desember 2022 sebesar Rp27,4 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp941,49 miliar dibanding 31 Desember 2022 sebesar Rp907,92 miliar. Adapun ekuitas turun menjadi Rp25,58 triliun dibanding akhir 2022 sebesar Rp26,49 triliun.
Sementara itu pada perdagangan Jumat (28/4/2023) saham BUKA naik 0,85 persen ke level Rp236 per saham.