Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang lakukan rebound pada perdagangan hari ini, Rabu (3/5/2023) setelah terkoreksi 0,76 persen atau 52,41 poin ke level 6.863,3 pada perdagangan selasa (2/5/2023).
Tim Riset MNC Sekuritas mengatakan IHSG ditutup terkoreksi ke 6.863 disertai dengan tekanan jual. Namun, Koreksi dari IHSG tertahan oleh cluster MA20 dan MA60.
"Selama IHSG masih mampu bergerak di atas 6.735 sebagai supportnya, maka posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave iv dari wave (i) dari wave [iii] sehingga IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji rentang area 6.991-7.159 pada label hitam," tulis Tim Riset MNC Sekuritas, Rabu (3/5/2023).
Namun, lanjut MNC Sekuritas, apabila IHSG break di level 6.735, maka IHSG sedang membentuk wave (c) dari wave [ii] pada label biru untuk menguji 6.673-6.705.
Adapun support IHSG berada pada level 6.764-6.735, dengan resistance di 6.961-6.987.
Sementara Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG berpotensi melanjutkan pullback hari ini. Secara teknikal, terdapat gap ke kisaran 6.820.
Baca Juga
Dari eksternal, pelemahan mayoritas indeks di AS dan Eropa di Selasa (2/5/2023) menambah sentimen negatif bagi IHSG. IHSG diperkirakan melemah ke kisaran 6.800-6.820 di Rabu (3/5/2023).
Valdy menuturkan indeks-indeks Wall Street melemah lebih dari 1 persen di Selasa (2/5/2023) tertekan oleh pelemahan harga saham-saham perbankan. Pelemahan ini dipicu oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi bank-bank regional di AS setelah salah satu bank regional besar di AS mencatatkan penurunan deposito hingga 40 persen di kuartal I/2023.
Sementara itu, keyakinan pasar terhadap kenaikan The Fed Rate sebesar 25 bps dalam FOMC 3-4 Mei 2023 mencapai 85 persen berdasarkan jajak pendapat oleh FedWatch tool. Pasar menantikan petunjuk dari The Fed mengenai arah kebijakan moneter setelah FOMC Mei tersebut.
"Sentimen negatif lain berasal dari peringatan U.S. Treasury Secretary, Janet Yellen bahwa utang Pemerintah AS berpotensi mencapai debt ceiling pada 1 Juni 2023, kecuali pengambil kebijakan dapat mencapai kesepakatan baru sebelum tanggal tersebut," kata Valdy, Rabu (3/5/2023).
Sejalan dengan Wall Street, mayoritas indeks di Eropa juga melemah lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa (2/5/2023). Pelemahan ini dipicu oleh pelemahan harga saham-saham minyak dan gas sejalan dengan pelemahan harga minyak dan gas dalam 2 hari terakhir yang dipicu kekhawatiran penurunan permintaan dari Tiongkok.
Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melambat ke 4,95 persen yoy di kuartal I/2023 dari 5,01 persen yoy di kuartal IV/2022. Hal ini membangun kekhawatiran bahwa peningkatan konsumsi domestik belum mampu mengimbangi dampak negatif dari pelemahan harga komoditas di kuartal I/2023.
Akan tetapi, tren penurunan inflasi dalam 6 bulan terakhir menjaga outlook positif konsumsi di Indonesia. Sebagai informasi, Inflasi di Indonesia turun ke 4,33 persen yoy di April 2023 dari 4,97 persen di Maret 2023.
Adapun menurutnya pelaku pasar dapat mencermati peluang buy on support pada TLKM, BBCA, MDKA, ANTM, DSNG, BBTN, dan SIDO hari ini.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
IHSG ambles 1,12 persen atau 77,02 poin menjadi 6.6786,03 pada penutupan sesi I
Indeks bergerak di rentang 6.776,89-6.865,61 sepanjang hari ini.
IHSG turun 0,89 persen atau 61,26 poin menjadi 6.802,03 per pukul 10.20 WIB.
Indeks bergerak di rentang 6.795,69-6.865,61 sepanjang pagi ini.
IHSG dibuka melemah 0,07 persen atau 4,64 poin menjadi 6.858,65.