Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) akan mengalokasikan belanja modal hingga US$250 juta atau setara Rp3,66 triliun untuk tahun ini.
Direktur BYAN Alastair Mcleod mengatakan bujet belanja modal BYAN pada 2023 lebih kecil dari 2022 yang sebesar US$267 juta. Capex BYAN tahun ini diperkirakan berada pada rentang US$220 juta hingga US$250 juta.
"Pada 2023 kami berencana untuk menyelesaikan jalan angkutan batu bara ke Sungai Mahakam dan sebagian besar untuk ekspansi," kata Mcleod, dikutip Minggu (30/4/2023).
Meski demikian, Mcleod belum bisa menjabarkan berapa belanja modal yang telah terserap oleh BYAN hingga kuartal I/2023.
BYAN sebelumnya memperkirakan akan mengeluarkan belanja modal hingga US$393 juta pada 2022-2023, yang mana sebanyak US$351 juta digunakan untuk ekspansi proyek Tabang, termasuk peningkatan Balikpapan Coal Terminal (BCT).
Sepanjang 2022, BYAN menghabiskan belanja modal US$207,9 juta, yang jauh lebih rendah dari budget senilai US$267,1 juta. Hal ini diakibatkan progres yang lebih lambat dari jalan angkut batu bara atau coal hauling road Tabang sepanjang 101 km dan overland conveyor facilities, terutama sebagai akibat dari curah hujan tinggi pada semester I/2022.
Baca Juga
Selain itu, capex BYAN juga digunakan untuk perluasan kapasitas stockpile di Balikpapan Coal Terminal (BCT) dan pembelian alat berat untuk peningkatan produksi.
Sebagaimana diketahui, BYAN berencana meningkatkan kapasitas produksi batu bara hingga 60 juta ton seiring dengan rencana perseroan untuk membuat jalan angkutan baru untuk mempermudah mobilisasi logistik.
Sepanjang tahun 2022, Bayan Resources mencatatkan penjualan batu bara mencapai 39,9 juta ton, angka tersebut lebih rendah dari target produksi batu bara BYAN sebesar 41,9 juta ton.
Manajemen menyebut tak memenuhinya target tersebut akibat dari geotechnical slip yang membuat produksi batu bara turun pada kuartal I/2022.
Untuk itu BYAN akan membuat jalan angkutan batu bara baru ke Sungai Mahakam dan fasilitas pemuatan tongkang yang diperkirakan rampung pada akhir 2023. Hal ini akan membuat BYAN dapat membesarkan produksinya di Tabang dan meningkatkan produksi hingga lebih dari 60 juta ton per tahun.
Manajemen menjelaskan, ketika fasilitas jalan angkutan batu bara dan fasilitas pemuatan tongkang selesai dibangun, hal ini akan menambah produksi batu bara BYAN hingga 30 juta ton dari produksi saat ini.