Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) memproyeksi harga batu bara akan mencapai US$80-US$90 per ton pada 2023, jauh dari harga di tahun lalu.
Direktur BYAN Russell Neil mengatakan dirinya melihat harga batu bara pasti mengalami penurunan di tahun ini. Pasalnya, harga batu bara yang naik luar biasa di tahun lalu diakibatkan oleh perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan ketidakpastian.
"Di global emerging market, mereka bingung bisa dapat energi dari mana? Tahun ini sudah tidak ada ketidakpastian seperti itu, mereka sudah tahu di mana harus dapat batu bara," kata Neil di Jakarta, Kamis (27/4/2023).
Menurutnya, tahun lalu BYAN menjual batu bara dengan harga rata-rata US$117,9 per ton. Tahun ini, BYAN memperkirakan harga batu bara akan mencapai US$80-US$90 per ton, jauh dari tahun lalu.
Meski harga batu bara mengalami penurunan, BYAN menyampaikan belum akan melakukan diversifikasi dari batu bara. Neil menjelaskan rencana untuk melakukan akuisisi tambang mineral lain di luar batu bara tetap dipertimbangkan BYAN tahun ini.
Menurutnya BYAN terus berupaya mencari sektor tambang baru hingga saat ini. Meski demikian, BYAN belum memiliki target tambang mineral mana yang pasti akan dimasuki.
Baca Juga
"Kami melihat ke mineral lain seperti nikel, emas, tembaga, kami melihat tambang-tambang yang bukan merupakan keahlian kami," tutur Neil.
Saat ini, kata dia, BYAN tidak memiliki investasi utama yang berfokus pada tambang mineral. Pasalnya, BYAN masih ingin fokus pada pertumbuhan organik.
Menurutnya, ketika BYAN dapat mencapai level produksi batu bara 60 juta ton per tahun, saat itulah BYAN akan fokus melakukan diversifikasi.
Sebagaimana diketahui, BYAN berencana meningkatkan kapasitas produksi batu bara hingga 60 juta ton seiring dengan rencana perseroan untuk membuat jalan angkutan baru untuk mempermudah mobilisasi logistik.
Sepanjang tahun 2022, Bayan Resources mencatatkan penjualan batu bara mencapai 39,9 juta ton, angka tersebut lebih rendah dari target produksi batu bara BYAN sebesar 41,9 juta ton.
Manajemen menyebut tak memenuhinya target tersebut akibat dari geotechnical slip yang membuat produksi batu bara turun di kuartal I/2022. Untuk itu BYAN akan membuat jalan angkutan batu bara baru ke Sungai Mahakam dan fasilitas pemuatan tongkang yang diperkirakan rampung pada akhir 2023.
Hal ini akan membuat BYAN dapat membesarkan produksinya di Tabang dan meningkatkan produksi hingga lebih dari 60 juta ton per tahun.
Manajemen menjelaskan, ketika fasilitas jalan angkutan batu bara dan fasilitas pemuatan tongkang selesai dibangun, hal ini akan menambah produksi batu bara BYAN hingga 30 juta ton dari produksi saat ini.