Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham Pertamina Geothermal (PGEO) Diramal Tembus Rp1.090

Bahana Sekuritas menargetkan harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bisa ke Rp1.090.
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/JIBI-Nurul Hidayat
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Bahana Sekuritas menargetkan harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) bisa ke Rp1.090.

Dalam riset teranyarnya Bahana Sekuritas merekomendasika beli bagi saham PGEO dengan target harga Rp1.090. Analis Bahana Sekuritas Timothy Wijaya dan Fransiska Sepriana Broker menilai stabilnya pertumbuhan pendapatan perseroan mulai tahun ini hingga 2025 sebesar 7,5 persen secara rata-rata tahunan (CAGR).

Tim riset Bahana menilai kelebihan PGEO adalah kapasitas terpasang sebanyak 672 megawatt. Adapun jika digabungkan dengan joint operating contracts sebanyak 1.205 MW. Maka PGEO menjadi perusahaan geothermal  terbesar di Indonesia maupun global dengan total kapasitas 1.877 MW.

Bahana memperkirakan rata-rata pertumbuhan laba bersih PGEO sebesar 7,3 persen per tahun dalam kurun waktu 2023-2025 dengan kenaikan rata-rata harga jual setidaknya 2 persen per tahun.

Dalam keterangan resminya, manajemen PGEO menyatakan sumber pendapatan baru ini tercatat dalam laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit (audited) dan dipublikasikan pada 30 Maret 2023.

Mereka menyatakan dari sisi operasi, pendapatan carbon credit dihasilkan oleh dua Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yaitu Ulubelu unit 3 dan 4 serta Karaha. Kedua pembangkit itu menghasilkan setara 1,7 juta ton pengurangan emisi karbon yang dihitung semenjak pembangkitan tersebut beroperasi secara komersial hingga awal tahun 2020.

Di sisi lain, PGEO juga mencatatkan potensi pengurangan emisi karbon dari PLTP Kamojang unit 5, Lumut Balai unit 1 dan 2 yang menggunakan Gold Standard, serta PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 yang menggunakan Verified Carbon Standard (VCS).

Manajemen PGEO optimitis upaya ini membuka peluang baru yang berpotensi meningkatkan nilai ekonomi pengurangan emisi karbon dan secara langsung akan membuka peluang pendapatan baru bagi perseroan.

Sementara itu, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) mencetak laba bersih tumbuh hingga 49,67 persen sepanjang 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya ke US$127,34 juta atau setara dengan Rp1,98 triliun. 

Mengutip laporan keuangan PGEO sampai dengan akhir 2022, Perseroan berhasil membukukan pendapatan senilai US$386,06 juta atau setara dengan Rp6,01 triliun. Pendapatan tersebut tumbuh hanya 4,67 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$368,82 juta.

Pendapatan bersumber dari operasi sendiri melalui PT Indonesia Power dan PLN dengan total US$371,93 juta dan dari biaya production allowances senilai US$14,13 juta.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper