Bisnis,com, JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) memberikan penjelasan soal kinerja perseroan yang berhasil membalikkan laba bersih Rp675,76 miliar pada 2022 dibanding tahun sebelumnya yang merugi Rp1,94 triliun.
Corporate Secretary WSBP Fandy Dewanto mengatakan, perseroan dapat menorehkan kinerja laba setelah menyelesaikan proses restrukturisasi utang melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
"WSBP berhasil melakukan turnaround kinerja, dengan mencatatkan laba bersih pada tahun 2022. Capaian ini didukung oleh peningkatan kinerja operasional dan keberhasilan menyelesaikan proses restrukturisasi keuangan melalui skema homologasi," ujar Fandy kepada Bisnis, dikutip Kamis, (13/4/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan peningkatan pendapatan usaha tahun 2022 ditopang oleh pertumbuhan segmen bisnis jasa konstruksi WSBP. Beberapa proyek jasa konstruksi yang dikerjakan sepanjang tahun 2022 antara lain Tol Kayu Agung-Palembang-Betung, Tol Cimanggis-Cibitung, dan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas.
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan WSBP meningkat sebesar 49,42 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp2,06 triliun pada 2022, dibanding tahun sebelumnya Rp1,38 triliun.
Secara rinci, pendapatan WSBP ditopang oleh lini bisnis utama yakni segmen precast yang berkontribusi kontribusi Rp830,93 miliar, diikuti oleh jasa konstruksi Rp820,44 miliar serta readymix dan quarry Rp410,79 miliar.
Baca Juga
Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan perseroan juga naik 63,81 persen menjadi Rp1,75 triliun dibanding tahun 2021 sebesar Rp1,07 triliun. Alhasil, laba bruto WSBP turun tipis menjadi Rp304,22 miliar pada 2022, dibanding Rp 306,94 miliar pada tahun sebelumnya.
Secara neraca, total aset Waskita Beton menyusut 13,34 persen menjadi Rp5,96 triliun pada 2022, dibanding tahun sebelumnya Rp6,88 triliun. Liabilitas perseroan turun Rp8,06 triliun dibanding 2021 yang sebesar Rp9,66 triliun. Ekuitas juga turun menjadi Rp2,1 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp2,77 triliun.
"Di sisi operasional, WSBP juga menjaga tingkat profitabilitas dengan capaian Gross Profit Margin 14,75 persen. Strategi WSBP kedepan adalah terus meningkatkan daya saing di antara kompetitor, namun tetap menjaga tingkat profitabilitas yang baik," katanya.
Fandy menjelaskan, pihaknya berkomitmen untuk mengembalikan performa perusahaan pasca-selesainya restrukturisasi utang tersebut.
Adapun, berdasarkan hasil Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), utang obligasi WSBP dengan nilai Rp326,6 miliar merupakan 15 persen dari total nilai tercatat utang obligasi lama sebesar Rp2 triliun. Selain itu, WSBP juga memiliki beberapa utang bank yang direstrukturisasi sebagai pinjaman jangka panjang.