Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas kembali bergerak di zona hijau setelah sempat turun ke bawah US$2.000 per troy ons karena tertekan penguatan dolar AS yang terkerek isu kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Namun, harga emas kembali rebound.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (11/4/2023) pukul 10.50 WIB, harga emas Comex terpantau naik 0,41 persen atau 8,20 poin ke US$2.012 per troy ons. Sementara itu, emas Spot naik 0,30 persen atau 5,92 poin ke US$1.997,40 per troy ons.
Pekan ini para trader menaikkan taruhan mereka untuk The Fed menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini, di tengah kekhawatiran resesi yang mungkin akan terjadi.
Meredanya kenaikan suku bunga akan menguntungkan bagi emas yang tidak memiliki suku bunga, dan biasanya diuntungkan dari kebijakan moneter yang lebih longgar.
Di saat yang sama indeks dolar AS bergerak turun 0,20 persen ke 102,37. Sebelumnya dolar AS sempat menguat setelah data tenaga kerja AS yang dipandang cukup baik pada Jumat pekan lalu, meniupkan angin segar bagi The Fed untuk mempertahankan kebijakan moneternya yang agresif, setidaknya sampai pertemuan bulan Mei nanti.
Analis MIFX menyebutkan, sepanjang Maret peluang The Fed untuk melanjutkan sikap agresif terhambat oleh kasus krisis perbankan global, dan menekan data ekonomi yang dinilai baik pekan lalu.
Baca Juga
“Hal itu kembali mendorong ekspektasi The Fed masih dapat melanjutkan langkah menaikkan suku bunga acuannya hingga pertengahan tahun 2023 nanti, sehingga kembali menopang dolar AS,” tulisnya dalam riset harian, Selasa (11/4/2023).
Namun, sebagian pelaku pasar masih menantikan laporan inflasi AS yang akan dirilis Rabu (12/4/2023) dan notula rapat The Fed yang juga akan diirlis pada pekan ini sebagai petunjuk selanjutnya terkait kebijakan moneter The Fed, yang menjadi penggerak harga emas.
Di sesi Asia hari ini, MIFX memperkirakan harga emas berpotensi dibeli menguji resistance US$2.003 per troy ons. Namun, jika bergerak turun ke bawah level U$1.985, emas berpeluang dijual menguji support US$1.980 per troy ons.