Bisnis.com, JAKARTA – Grup Trisula PT Trisula International Tbk. (TRIS) dan PT Trisula Textile Industries Tbk. (BELL) menargetkan pertumbuhan pendapatan pada 2023. TRIS sebagai induk usaha menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 5 persen sedangkan anak usahanya BELL membidik pendapatan naik hingga 22 persen.
Direktur Utama TRIS Widjaja Djohan mengatakan TRIS membidik pertumbuhan angka hingga 5 persen dikarenakan situasi global saat ini. Djohan mengaku angka ini sedikit konservatif meskipun peluang ekspor terbuka lebar.
“Di 2023, kami masih melihat gejolak Amerika Serikat dan Eropa, Amerika dan China, serta Rusia-Ukraina yang mengganggu supply chain sehingga target TRIS sedikit konservatif,” jelasnya dalam paparan publik, Senin (10/4/2023).
Meski adanya ganguan supply chain, TRIS melihat prospek pengembangan ekspor tekstil ke Amerika Serikat, Jepang dan Australia yang memang sudah menjadi tujuan ekspornya dengan produk pakaian fesyen, olahraga, maupun seragam.
Jika melihat data laporan keuangan per Desember 2022, pendapatan TRIS disokong oleh penjualan ekspor yang tumbuh 53 persen dengan mayoritas ke Amerika Serikat sebesar 39 persen dan Australia sebesar 30 persen. Sementara itu, penjualan lokal juga meningkat sebesar 12 persen secara tahunan.
Peningkatan kapasitas produksi TRIS juga sudah dilakukan secara organik dengan sistem integrasi dengan anak usahanya dan pihak luar atau outsourching. Peningkatan produksi tersebut dibidik hingga 10 persen dari kapasitas yang sudah ada saat ini.
Baca Juga
“Pada 2023 ini, kami tingkatkan sekitar 8 persen hingga 10 persen dari kapasitas yang sudah ada,” ujar dia.
Lain hal dengan induk usahanya, BELL sebagai anak usaha lebih berfokus pada pasar domestik karena adanya penurunan permintaan ekspor dengan mengunggulkan segmen produk kustom klien yang dianggap masih bergerak positif.
Direktur Utama BELL Karsongno Wongso Djaja menyebutkan pada kuartal I/2023, industri kain BELL bergerak positif dengan adanya penjualan penjualan retail mencapai bujet yang telah ditentukan serta penjualan kain dalam rangka Idulfitri maupun retail kain dan pengadaan seragam.
“Kami mengakui permintaan dari luar negeri menurun dan diantisipasi dengan fokus di domestik yang marketnya cukup positif, didukung kebijakan pemerintah mendukung produk dalam negeri,” jelasnya.
BELL membidik kenaikan penjualan hingga 22 persen di 2023 menjadi sekitar Rp563 miliar dan laba sekitar Rp12 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Guna dapat mencapai target tersebut beberapa strategi disusun seperti product development, operational, competitive alternatives, dan strategic point of sales.
Karsongno mengatakan di 2023, pihaknya fokus pada strategi product development dengan pengembangan produk tekstil maupun retail.
“Salah satunya kita berusaha memenuhi produksi yang sesuai baik untuk pakaian sehari-hari maupun seragam,” imbuhnya.
Strategi operasional yang disiapkan adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi melalui peremajaan mesin, smart monitoring, dan multi-tasking karyawan. Kemudian competitive alternatives adalah dengan mencari alternatif substitusi bahan baku dan bahan pembantu yang lebih kompetitif dengan kualitas yang setara.
“Membuka atau menambah 14 point of sales di segmen retail di tahun ini dan bekerjasama dengan department store,” kata Karsongno.
Selain itu, BELL menyiapkan dana capex sekitarRp 9 miliar di 2023 yang berasal dari modal sendiri dan pinjaman bank.