Bisnis.com, JAKARTA - Emiten energi baru terbarukan (EBT) grup PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO), memutuskan tidak membagikan dividen dari laba tahun buku 2022.
Arkora Hydro telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 5 April 2023. Salah satu putusan RUPS ialah menerima pengunduran diri Abhay Pande sebagai Komisaris dan Nicko Widjaja sebagai Komisaris Independen.
Jajaran Komisaris dan Direksi ARKO
DEWAN KOMISARIS
Komisaris Utama : Arya Pradana Setiadharma
Komisaris : Iwan Hadiantoro
Komisaris Independen : Drs. Indarto S.H.
DIREKSI
Direktur Utama : Aldo Henry Artoko
Direktur : Ricky Hartono
Direktur : Boy Gemino Kalauserang
Direktur : Ismu Nugroho
Selain itu, RUPS juga menyetujui untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham. RUPS sepakat laba bersih ARKO pada 2022 senilai Rp52,7 miliar sebagai laba ditahan untuk tujuan berkelanjutan dan ekspansi Perseroan.
Sebagai informasi, emiten berkode saham ARKO ini berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp247,884 miliar. Capaian pendapatan bersih ini mengalami pertumbuhan hingga 24,95 persen dibandingkan pendapatan bersih tahun 2021 sebesar Rp198,393 miliar.
Baca Juga
Seiring kenaikan pendapatan, laba kotor ARKO selama tahun 2022 ikut terangkat. Tahun lalu, Perseroan berhasil mencatat laba kotor sebesar Rp127,119 miliar.
Angka ini melesat sekitar 16,5 persen dibandingkan perolehan laba kotor Perseroan pada 2021 yang mencapai Rp109,117 miliar.
Pada 2022, ARKO mendapatkan pertumbuhan laba bersih yang dinormalisasi terhadap pergerakan mata uang asing sebesar 37,44 persen, dari Rp 49,730 miliar pada 2021 menjadi Rp 68,350 miliar pada 2022.
Namun, karena pergerakan volatilitas mata uang asing ARKO meraup laba bersih sebesar Rp52,706 miliar. Pencapaian ini masih meningkat 6 persen jika dibandingkan laba ARKO sebesar Rp49,730 miliar pada 2021.
Pertumbuhan laba bersih sebesar 37,44 persen itu jika tidak ada pergerakan mata uang asing dolar AS terhadap rupiah.
Posisi rupiah terdepresiasi dari Rp14.269 per dolar AS pada 31 Desember 2021 menjadi Rp15.731 per dolar AS pada 31 Desember 2022.
Direktur Utama Arkora Hydro Aldo Artoko mengatakan peningkatan kinerja tersebut merupakan bukti dari fundamental perusahaan yang kuat.
Aldo mengemukakan, perseroan berencana melunasi utang dalam dolar AS sehingga tidak akan ada dampak pergerakan mata uang asing pada kinerja perseroan.
"Perusahaan yakin proyek-proyek ramah lingkungan yang didukung pemerintah dan dunia ini akan terus bertambah sehingga bisa menghasilkan perkembangan yang sangat baik buat shareholder ARKO," ungkapnya di Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Saat ini ARKO sedang mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga air berkapasitas besar untuk menopang rencana pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia dan tentunya akan memberikan return yang baik bagi seluruh pemegang saham.