Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waskita Karya (WSKT) Rugi Rp1,89 Triliun Meski Pendapatan Naik

Waskita Karya (WSKT) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,89 triliun pada 2022, atau membengkak 73,3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Karyawan beraktivitas disekitar logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas disekitar logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) masih mengalami tekanan pada posisi bottom line, sekalipun mengalami kenaikan pendapatan sepanjang 2022. Emiten konstruksi BUMN itu justru mencatat rugi bersih yang meningkat dibanding tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan, dikutip Minggu (9/4/2023), WSKT mencatatkan pendapatan Rp15,30 triliun pada 2022. Angka tersebut meningkat 25,18 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp12,22 triliun.

Pendapatan WSKT ditopang oleh jasa konstruksi sebesar Rp13,56 triliun atau melesat 33,47 persen dibanding 2021. Disusul oleh pendapatan jalan tol sebesar Rp916,56 miliar dan pendapatan sektor bisnis lainnya seperti properti maupun penjualan infrastruktur.

Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan WSKT juga ikut melambung 34,16 persen menjadi Rp13,85 triliun. Alhasil, laba bruto perseroan terpangkas 23,65 persen menjadi Rp1,44 pada 2022.

Adapun, WSKT mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,89 triliun pada 2022, atau membengkak 73,3 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,09 triliun.

Berdasarkan neraca, total aset WSKT juga menyusut 5,18 persen menjadi Rp98,23 triliun dibanding tahun 2021 yang senilai Rp103,60 triliun.

Sementara itu, liabilitas Waskita turun menjadi Rp83,98 triliun pada 2022, dibanding tahun sebelumnya Rp88,14 triliun. Ekuitas juga berkurang menjadi Rp14,24 triliun dibanding Rp15,46 pada 2021.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memutuskan untuk menahan kucuran Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp3 triliun kepada Waskita Karya. 

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban menjelaskan bahwa belum dikucurkan PMN kepada Waskita menyusul adanya default atau gagal bayar pinjaman dan bunga obligasi, serta kinerja penjualan yang tidak sesuai dengan target. 

"Kami sampaikan ke komite privatisasi, menurut hemat kami, lebih baik yang Rp3 triliun kita hold. Kalau tidak itu bisa jadi bagian bundle restrukturisasi," ujar Rionald dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa (28/3/2023). 

Dia mengatakan bahwa suntikan PMN rencananya berlangsung pada akhir tahun lalu. Namun, dalam perjalanannya, kinerja penjualan WSKT mengalami penurunan sehingga langkah itu belum terealisasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper