Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Naik Tipis Imbas OPEC+ dan Menurunnya Persediaan Amerika Serikat

Harga minyak dunia naik 0,2 persen imbas menurunnya persediaan minyak Amerika serikat dan kekhawatiran pengurangan lanjutan produksi OPEC+.
 Anjungan minyak/Bloomberg
Anjungan minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak menguat tipis pada penutupan perdagangan Kamis (6/4/2023) waktu setempat, tetapi membukukan kenaikan mingguan ketiga karena pasar mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut yang ditargetkan oleh OPEC+ dan penurunan persediaan minyak AS terhadap kekhawatiran tentang prospek ekonomi global.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei ditutup naik 0,1 persen menjadi ditutup pada 80,70 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni terdongkrak 13 sen atau 0,2 persen, menjadi menetap pada 85,12 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Tidak akan ada perdagangan pada hari libur Jumat Agung.

Kedua harga acuan melonjak lebih dari 6,0 persen minggu ini setelah OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, mengejutkan pasar pada Minggu (2/4/2023) dengan janji pengurangan produksi.

Para hedge fund telah membeli minyak mentah sepanjang pekan, bergerak dari luar pasar kembali ke mode "berisiko", kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial sebagaimana dikutip Antara, Jumat (7/4/2023).

Harga minyak mendapat dukungan dari penurunan yang lebih curam dari perkiraan dan penarikan mingguan kedua berturut-turut dalam persediaan minyak mentah AS minggu lalu. Persediaan bensin dan sulingan juga menurun, mengisyaratkan meningkatnya permintaan.

Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini juga memangkas jumlah rig minyak untuk minggu kedua berturut-turut. Jumlah rig, indikator awal produksi masa depan, turun dua menjadi 590 minggu ini, data Baker Hughes menunjukkan.

Namun, membatasi kenaikan data pasar tenaga kerja AS mengisyaratkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan ada juga pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan di sektor jasa-jasa AS.

"Peniadaan permintaan sebagai fungsi dari ancaman resesi lebih besar daripada pemotongan oleh OPEC+," kata Robert Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho Securities.

Para pembeli put options yang melindungi risiko penurunan lebih aktif daripada pembeli call options, yang bertaruh pada kenaikan harga, menyiratkan pedagang khawatir harga bisa turun, Yawger menambahkan.

"Momentum bullish pasar minyak mungkin telah berhenti, tetapi potensi kenaikan tetap ada mengingat latar belakang pengetatan pasokan," kata Stephen Brennock dari broker minyak PVM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper