Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat setelah laporan lowongan kerja di AS pada Februari 2023 turun ke level terendah sejak 2021, menyalakan kembali kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 0,36 persen, menjadi menetap di US$80,71 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Selasa (4/4/2023) waktu setempat.
Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Juni naik hanya 0,01 persen, menjadi parkir di level US$84,94 per barel di London ICE Futures Exchange.
Mengutip Bloomberg, Rabu (5/4/2023), West Texas Intermediate menyelesaikan kenaikan di atas US$80 karena data tenaga kerja AS yang mengecewakan setelah sebelumnya naik hampir 2 persen.
Sebelum laporan ekonomi AS, harga minyak WTI telah memperpanjang reli terbesar dalam setahun akibat keputusan mengejutkan pada Minggu (2/4/2023) oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ untuk memangkas produksi minyak mentah lebih dari 1 juta barel per hari.
“Kenaikan jangka pendek terbatas sampai pasar melihat lebih banyak penarikan inventaris dan permintaan yang lebih kuat. Dalam lingkungan makro ini, menjelang data penggajian pada Jumat, sinyal bahwa pemberi kerja tidak mencari pekerja, tidak membantu,” kata Jonathan Wagner, kepala opsi minyak mentah global di Marex Amerika Utara
Baca Juga
Minyak mentah telah melonjak sekitar 20 persen dari titik terendah pada pertengahan Maret 2023. Rebound semula didorong oleh ekspektasi permintaan China akan meningkat setelah berakhirnya kebijakan pembatasa Covid.
Keputusan mengejutkan OPEC+ juga memungkinkan pasar untuk reli paling tinggi dalam setahun, dengan langkah yang ditujukan untuk memukul spekulan bahwa harga minyak akan turun.
Goldman Sachs Group Inc. menaikkan prakiraan harga minyak mereka setelah keputusan tersebut. Sementara Citigroup Inc., JPMorgan Chase & Co. dan Bank of America Corp. tidak merubah prakiraan mereka. Di sisi lain, Morgan Stanley bahkan menurunkan prospeknya, mencatat pertumbuhan permintaan China telah tertinggal dari ekspektasi.
Pasar sebagian besar mengabaikan potensi dimulainya kembali ekspor minyak dari wilayah semi-otonom Kurdistan Irak pada Selasa. Pemerintah kawasan itu mengatakan akan menandatangani perjanjian yang mungkin membuka jalan untuk memulai kembali pengiriman melalui pelabuhan Ceyhan di Turki.
Di tempat lain, Exxon Mobil mengatakan akan memulai kembali operasional sejumlah unit selama beberapa hari mendatang di kompleks minyak dekat Le Havre di Prancis yang telah dihentikan setelah aksi protes mengganggu pasokan.