Bisnis.com, JAKARTA — PT Inti Anugerah Pratama memborong saham PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) sebanyak 564,52 juta saham dengan nilai hingga Rp79,59 miliar. Adapun PT Inti Anugerah Pratama merupakan pemegang saham pengendali LPKR.
Berdasarkan keterbukaan informasi dikutip Selasa (4/4/2023), Corporate Secretary LPKR Ratih Safitri mengatakan PT Inti Anugerah Pratama membeli sebanyak 564,52 juta (564.525.170) saham dengan harga Rp141 per saham. Hal ini berarti pengendali LPKR tersebut harus merogoh kocek hingga Rp79,59 miliar dalam transaksi ini.
Adapun transaksi ini bertujuan investasi dengan status kepemilikan langsung. Melalui transaksi ini kepemilikan PT Inti Anugerah Pratama menjadi 18,16 juta (18.161.073.458) saham atau setara 25,62 persen.
Sementara itu, investor publik tercatat memegang 34,65 juta (34.651.324.791) saham atau setara 48,87 persen saham LPKR.
Kemudian, putera mahkota grup Lippo, yakni John Riady memegang 90,1 juta (90.100.700) saham atau setara 0,13 persen kepemilikan saham oleh direksi.
Pada sesi I perdagangan hari ini saham LPKR terpantau stagnan pada level Rp90. Sepanjang sesi saham bergerak pada rentang Rp87-Rp90.
Baca Juga
Sebanyak 7,7 juta saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp680,59 juta. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp6,38 triliun.
Price earning ratio (PER) saham LPKR berada di posisi minus 2,37, sedangkan price to book value berada di posisi 0,42 kali.
Berdasarkan laporan keuangan LPKR sampai dengan akhir 2022, Perseroan membukukan pendapatan Rp14,80 triliun. Jumlah tersebut turun 10,41 persen dari tahun sebelumnya (yoy) di Rp16,52 triliun.
Dari pendapatan tersebut setelah dikurangi pajak final, LPKR mengantongi pendapatan bersih Rp14,67 triliun pada 2022, turun 9,07 persen dari tahun sebelumnya Rp16,13 triliun.
Selain itu, LPKR masih mencatat rugi bersih sebesar Rp2,69 triliun, membengkak dari tahun sebelumnya hanya Rp1,60 triliun.
CEO LPKR John Riady mengatakan adanya tantangan kondisi perekonomian makro membuat perseroan harus menyesuaikan strategi. Penyusunan strategi ini agar LPKR mampu memitigasi dampak keuangan dari ketidakpastian ekonomi, dan juga kenaikan suku bunga.