Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR), mencatatkan penurunan pendapatan dan rugi bersih membengkak sepanjang 2022. CEO LPKR John Riady pun buka suara.
Berdasarkan laporan keuangan LPKR sampai dengan akhir 2022, Perseroan membukukan pendapatan Rp14,80 triliun. Jumlah tersebut turun 10,41 persen dari tahun sebelumnya (yoy) di Rp16,52 triliun.
Dari pendapatan tersebut setelah dikurangi pajak final, LPKR mengantongi pendapatan bersih Rp14,67 triliun pada 2022, turun 9,07 persen dari tahun sebelumnya Rp16,13 triliun.
Adapun pendapatan dari segmen real estat pada 2022, yang bersumber dari penjualan hunian, toko, apartemen dan lain-lain sebesar Rp4,13 triliun. Jumlah ini turun dari pada 2021 sebesar 5,12 triliun.
Baca Juga
Selanjutnya, pendapatan dari sektor layanan kesehatan yang ditopang oleh anak usaha LPKR, PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), menyumbang pendapatan terbesar untuk Perseroan sepanjang 2022 dengan capaian senilai Rp9,51 triliun. Capaian tersebut meningkat dari tahun sebelumnya Rp9,38 triliun.
Sementara itu, sektor bisnis lifestyle terus menunjukkan pemulihan dengan peningkatan pendapatan 15 persen qoq menjadi Rp332 miliar pada kuartal IV/2022. Namun, jika dilihat secara tahunan, pendapatan Perseroan dari segmen lifestyle senilai Rp1,15 triliun, turun dari pada 2021 senilai Rp2,02 triliun.
Perseroan membukukan laba kotor senilai Rp6,14 triliun atau naik 10,79 persen. Namun, perseroan masih mencatat rugi bersih sebesar Rp2,69 triliun, membengkak dari tahun sebelumnya hanya Rp1,60 triliun.
Adapun, total aset perseroan mengalami penurunan hingga akhir 2022 menjadi Rp49,87 triliun. Jumlah tersebut turun dari tahun 2021 sebesar Rp52,08 triliun. Penurunan aset disebabkan kenaikan liabilitas dan penurunan ekuitas.
Liabilitas LPKR hingga akhir 2022 tercatat naik menjadi Rp30,71 triliun, dari pada 2021 senilai Rp29,59 triliun. Liabilitas jangka pendek Perseroan mencapai Rp9,32 triliun dan liabilitas jangka panjang mencapai Rp21,40 triliun.
Sementara itu, total ekuitas Perseroan turun dari Rp22,48 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp19,13 pada akhir 2022.
Meski masih membukukan rugi, Group CEO LPKR John Riady mengatakan bangga dengan kinerja keuangan dan pencapaian bisnis LPKR pada 2022, dengan masih adanya pertumbuhan yang berkelanjutan dan peningkatan operasional pada unit-unit bisnis LPKR.
"Namun demikian, kami menyadari latar belakang ekonomi makro yang menantang, dan perlu menyesuaikan strategi kami untuk memitigasi dampak keuangan dari ketidakpastian ekonomi yang lebih besar dan kenaikan suku bunga, di antara faktor-faktor lainnya," ungkapnya dalam keterangan pers, Senin (3/4/2023).
Memasuki tahun 2023 LPKR akan fokus untuk menyelesaikan serah terima proyek tepat waktu dan menangkap lebih banyak permintaan melalui peluncuran produk baru. LPKR juga akan mempertahankan kinerja operasional yang kuat dari bisnis layanan kesehatan dan lifestyle.