Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sultan Subang Tambah Kepemilikan 80 Juta Saham ZATA, Realisasi Buyback?

Per 29 Maret 2023, jumlah saham Sultan Subang di Bersama Zatta Jaya (ZATTA) tersebut naik sebanyak 80 juta lembar saham.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Kepemilikan saham dari Sultan Subang yakni Asep Sulaeman Sabanda melalui PT Lembur Sadaya Investama (LSI) kembali bertambah di PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA). 

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, per 29 Maret 2023, jumlah saham LSI di emiten hijab tersebut naik sebanyak 80 juta lembar saham.

Dengan demikian, total kepemilikan saham perusahaan Asep Sulaeman Sabanda di ZATA naik menjadi 6,077 miliar saham, dari 5,99 miliar saham. Begitu pula dengan persentase sahamnya yang turut terkerek menjadi 71,54 persen dari 70,60 persen. 

Adapun, transaksi saham ZATA ini menjadi yang kedua kali terjadi sejak manajemen ZATA mengabarkan LSI akan melakukan buyback setelah melepas sejumlah sahamnya saat periode lock up.

Sebagai informasi, dalam paparan publik insidentil ZATA pada 6 Februari 2023, Direktur Bersama Zatta Jaya Ronny Soleh Pahlevi menuturkan telah mendapatkan informasi dari LSI. LSI menyebut berkomitmen untuk melakukan buyback saham yang sebelumnya sudah dijual. 

Selain itu, kata dia, LSI juga berkomitmen penuh untuk melakukan lock-up saham, sampai masa lock-up selesai. 

"Demikian juga dengan manajemen ZATA, kami telah meminta komitmen dari pemegang saham pengendali LSI untuk melakukan buyback dan untuk melakukan lock-up sampai masa lock-up selesai," katanya.

Meski demikian, kala itu, Ronny tak menjelaskan periode waktu buyback tersebut akan dilakukan oleh LSI.

Sebagaimana diketahui, ZATA sempat menjadi buah bibir di lantai bursa pada awal tahun ini. Pasalnya, pemegang saham pengendali ZATA, LSI melakukan penjualan saham yang selama periode lock-up. 

Berdasarkan perhitungan Bisnis, Asep Sabanda mengantongi untung Rp36,41 miliar dari penjualan saham ZATA selama lock-up.

Asep Sabanda melalui LSI melepas saham ZATA sejak 12 Januari 2023. Saat itu, Asep menjual sebanyak 40 juta saham ZATA, yang membuat kepemilikannya berkurang menjadi 6,15 miliar, dari sebelumnya 6,19 miliar. 

Kala itu, saham ZATA ditutup pada harga Rp103 per saham. Lalu, LSI kembali melakukan penjualan saham ZATA pada 13 Januari 2023 sebanyak 150 juta saham yang membuat kepemilikan saham LSI berkurang menjadi 6 miliar saham. 

Penjualan saham ZATA oleh LSI terakhir kali dilakukan pada 18 Januari 2023, yakni sebanyak 720 juta saham, yang membuat saham LSI di ZATA berkurang menjadi 5,28 miliar saham. 

Dengan demikian porsi saham yang digenggam oleh LSI di ZATA menjadi sekitar 62,22 persen. Porsi tersebut turun dari persentase saham yang digenggam Sultan Subang lewat LSI, pada saat ZATA IPO, yakni 72,93 persen atau setara dengan 6,19 miliar saham. 

Meski demikian, dengan pembelian saham ini aksi buyback saham ZATA belum tuntas sepenuhnya. Sultan Subang melalui LSI masih harus melakukan pembelian sebanyak 1,39 persen saham ZATA agar jumlah kepemilikannya kembali menjadi 72,93 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper