Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamen BUMN: Merger Indihome-Telkomsel Buat Saham Singtel Terdilusi

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menuturkan merger Indihome dan Telkomsel dapat membuat saham Singtel terdilusi di Telkomsel.
Menteri BUMN Erich Thohir (tengah), didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo menghadiri rapat bersama Komisi VI DPR di Komplek Gedung DPR MPR, Jakarta, Kamis (20/2/2020)./Ilman A. Sudarwan
Menteri BUMN Erich Thohir (tengah), didampingi Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo menghadiri rapat bersama Komisi VI DPR di Komplek Gedung DPR MPR, Jakarta, Kamis (20/2/2020)./Ilman A. Sudarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana penggabungan usaha atau merger anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel dan Indihome disebutkan akan membuat saham Singapore Telecom Mobile Pte Ltd atau Singtel terdilusi di Telkomsel. 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan dalam merger dua entitas TLKM ini, Indihome akan dikeluarkan dari bagian TLKM dan sahamnya akan diinbrengkan ke Telkomsel. Menurut Wamen yang akrab disapa Tiko ini, aksi ini akan mengurangi sebagian kepemilikan Singtel di Telkomsel. 

"Itu nanti akan di value, kemudian dibandingkan dengan valuasi Telkomsel, sehingga hasil akhirnya nanti akan terjadi dilusi kepemilikan Singtel di Telkomsel," kata Tiko di DPR RI, Jakarta, Senin (3/4/2023). 

Meski demikian, Tiko menyatakan belum bisa menjelaskan berapa persen saham Singtel yang akan terdilusi di Telkomsel.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan Telkomsel tahun 2021, kepemilikan Singtel di Telkomsel saat ini adalah sebesar 35 persen, dan sisanya sebesar 65 persen dimiliki oleh TLKM. 

Sebelumnya, Direktur Utama TLKM Ririek Adriansyah mengatakan merger ini akan membuat Indihome menjadi bagian dari Telkomsel. "Mergernya masih dalam proses, nanti akan dikabarkan setelah selesai," ujarnya.

Tiko mengatakan merger ini diharapkan akan memuluskan jalan TLKM menjadi strategic holding, dan mendorong transformasi TLKM dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan digital infrastruktur. 

Dalam jangka panjang, Tiko berharap hal ini akan meningkatkan kontribusi laba Telkom maupun kapitalisasi pasarnya. BUMN berharap kapitalisasi pasar TLKM dapat mencapai Rp500 triliun pada 2025 nanti.

"Terbukti dalam dua tahun terakhir, ini memang setelah kita launching program 5 bold move, memang harga saham Telkom meningkat cukup baik, market cap Telkom sekitar Rp400 triliun, dan kami harapkan market cap Telkom bisa mencapai Rp500 triliun di 2025 nanti," ucapnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper