Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Tinggi, Austindo (ANJT) Kantongi Pendapatan Rp4 Triliun

Pendapatan bersih ANJT menembus US$269,17 juta atau setara Rp4 triliun pada 2022, tumbuh tipis 0,7 persen secara tahunan.
Kebun sawit./ Joshua Paul - Bloomberg
Kebun sawit./ Joshua Paul - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) membukukan kenaikan pendapatan sepanjang 2022. Pertumbuhan ini didukung oleh meningkatnya rata-rata harga jual dan volume penjualan produk minyak sawit mentah (CPO).

Per 31 Desember 2022, pendapatan bersih ANJT menembus US$269,17 juta atau setara Rp4,0 triliun (kurs rata-rata 2022 Rp14.870 per dolar AS). Capaian itu mencerminkan pertumbuhan 0,7 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar US$267,38 juta atau setara Rp3,82 triliun.

Volume penjualan CPO meningkat sebesar 2,6 persen menjadi 275.320 ton pada 2022 dibandingkan dengan 262.683 ton pada 2021. Adapun, harga jual rata-rata CPO pada 2022 mengalami kenaikan sebesar 5,1 secara tahunan menjadi US$842 per ton dibandingkan dengan harga jual rata-rata 2021.

ANJT juga mencatatkan peningkatan volume penjualan kernel sawit sebesar 5,8 persen menjadi 54.996 ton dengan harga jual rata-rata yang meningkat 6,1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan 41,29 persen year-on-year (YoY), dari US$36,99 juta pada 2021 menjadi US$21,72 juta pada 2022.

Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya Nopri Pinoy menjelaskan penurunan laba bersih disebabkan oleh beban yang lebih tinggi akibat penurunan nilai wajar tandan buah segar (TBS) pada 31 Desember 2022, yaitu sebesar US$8,2 juta seiring dengan penurunan harga TBS pada akhir 2022 dibandingkan dengan harga TBS pada awal tahun. 

Selain itu, perang Rusia-Ukraina, secara tidak langsung memberi dampak negatif terhadap kinerja keuangan karena kenaikan biaya masukan dan utamanya dikarenakan kenaikan biaya solar dan pupuk.

“Laba bersih tahun berjalan juga terdampak dari rugi selisih kurs sebesar US$2,6 juta sebagai dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” kata Nopri dalam siaran pers, Rabu (29/3/2023).

Meski terdapat penurunan laba bersih pada 2022, Nopri mengatakan ANJT tetap membidik pertumbuhan produksi pada 2023 sebesar 10 persen. Target itu seiring dengan proyeksi peningkatan kinerja operasional, serta penerapan strategi-strategi keberlanjutan seperti program penanaman kembali. Program replanting dilakukan untuk mencapai profil usia pohon yang seimbang.

"Seiring dengan prospek positif industri CPO, kami optimistis menargetkan pertumbuhan produksi CPO kurang lebih sebesar 10 persen pada 2023," ujar Nopri.

Pertumbuhan produksi akan didukung oleh penambahan area menghasilkan dari area perkebunan di Papua Barat Daya dan area replanting di Pulau Belitung dan Sumatera Utara I, serta peningkatan produksi dari perkebunan yang masuk dalam kategori prime terutama di Kalimantan Barat dan Sumatera Utara II. Sampai akhir 2022, jumlah area replanting di perkebunan ANJT yang ada di Pulau Belitung & Sumatera Utara I adalah 9.216 hektare.

ANJT telah menganggarkan capital expenditure (capex) 2023 senilai total US$45 juta atau sekitar Rp675 miliar. Sebagian dana akan dialokasikan untuk program-program seperti drip fertigation, composting dan assisted pollination untuk mempertahankan produktivitas tanaman.

“Kami akan terus berupaya untuk mengontrol seluruh aspek-aspek internal seperti produktivitas dan efisiensi biaya guna memaksimalkan profit kami pada 2023," jelas Nopri.

Tahun ini, ANJT akan melanjutkan praktik ESG dalam mencapai kesuksesan jangka panjang dan berdedikasi untuk memasukkan praktik ESG ke dalam strategi internal dan mencapai ambisi emisi nol karbon pada 2030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper