Bisnis.com, JAKARTA – Investor kawakan Lo Kheng Hong disebut menjadi pemilik terbesar ketiga di salah satu emiten perkebunan kelapa sawit dengan manajemen Environmental, Social, and Governance (ESG) yang diakui dunia.
Sebelumnya, isu pasar menyebutkan Lo Kheng Hong tertarik membeli saham hasil buyback milik emiten kelapa sawit PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT). Dugaan itu diperkuat dengan ANJT yang menjadi jawara dalam hasil penilaian ESG Risk Rating yang dilakukan oleh Sustainalytics dengan nilai 18,3 atau masuk dalam kategori risiko rendah.
Emiten perkebunan ini menjadi jawara sebagai perusahaan dengan risiko ESG paling rendah dari 95 perusahaan pertanian dan peringkat ke-10 dari 601 perusahaan industri makanan global yang dinilai Sustainalytics.
Bisnis mencoba mengkonfirmasi kabar tersebut kepada manajemen ANJT.
Director of Sutainability and Corporate Communications ANJ Groups Nunik Maharani mengatakan bahwa ANJT patuh pada prinsip good governance.
“Pengungkapan daftar pemegang saham kami sampaikan sesuai peraturan OJK,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (16/3/2023).
Baca Juga
Sementara itu, saham hasil buyback atau saham treasuri tersebut telah dijual di Bursa Efek Indonesia pada 22 Februari 2023 sebanyak 14,47 juta saham. Saat ini jika melihat data BEI, ANJT tidak memiliki saham treasuri.
Pada perdagangan hari ini, ANJT ditutup melemah di posisi Rp660 per saham atau turun 2,94 persen. ANJT terpantau sempat menguat pada awal perdagangan dan bergerak di rentang Rp655 hingga Rp685 per saham. Kapitalisasi pasar ANJT tercatat sebesar Rp2,21 triliun.
Mengenai target tahun ini, ANJT menargetkan pertumbuhan produksi CPO mencapai 10 persen menjadi 303.345 ton pada 2023, seiring dengan prospek positif industri CPO.
Hal ini didukung oleh penambahan area menghasilkan dari area perkebunan kami di Papua pada 2023 dan area replanting di Belitung dan Sumatra Utara I.
Kenaikan produksi juga diikuti dengan program perawatan perkebunan untuk menjaga produktivitas, seperti drip fertigation, composting dan assisted pollination. Sampai akhir 2022, jumlah area tertanam perkebunan inti ANJT mencapai 49.941 hektare (ha). Luas tersebut lebih rendah daripada akhir 2021 yang mencapai 50.041 ha.