Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Moderat, Austindo (ANJT) Bidik Kenaikan Produksi CPO 10 Persen

Sampai akhir 2022, jumlah area tertanam perkebunan inti Austindo Nusantara Jaya (ANJT) mencapai 49.941 hektare (ha).
Kebun sawit./ Joshua Paul - Bloomberg
Kebun sawit./ Joshua Paul - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) menyatakan tidak memiliki rencana untuk menambah area perkebunan pada 2023. Selain karena moratorium yang berlaku sejak 2018, ANJT mengandalkan kenaikan produktivitas dari perkebunannya untuk mengerek volume produksi.

ANJT menargetkan produksi minyak sawit sawit mentah atau CPO naik sekitar 10 persen menjadi 303.345 ton pada 2023. Kenaikan ini dibidik meskipun terdapat risiko iklim yang lebih ekstrem pada tahun ini dan ketiadaan penambahan area perkebunan baru.

“Hal ini didukung oleh penambahan area menghasilkan dari area perkebunan kami di Papua pada 2023 dan area replanting di Belitung dan Sumatra Utara I,” kata Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya Nopri Pitoy kepada Bisnis belum lama ini.

Dia menambahkan adanya peningkatan produksi dari perkebunan ANJT yang telah memasuki usia prima, terutama dari perkebunan di Kalimantan dan area Sumatra Utara II.

Nopri mengatakan kenaikan produksi juga diikuti dengan program perawatan perkebunan untuk menjaga produktivitas, seperti drip fertigation, composting dan assisted pollination.

Sampai akhir 2022, jumlah area tertanam perkebunan inti ANJT mencapai 49.941 hektare (ha). Luas tersebut lebih rendah daripada akhir 2021 yang mencapai 50.041 ha.

Meski demikian, area perkebunan inti dengan usia produktif bertambah menjadi 41.648 ha pada Desember 2022, dari 40.271 ha pada akhir 2021. Nopri menambahkan ANJT tidak bisa menambah luas perkebunan sawit baru karena pemerintah telah menerapkan moratorium sejak 2018.

“Selain itu sebagai salah satu perusahaan yang telah memiliki sertifikasi RSPO, kami tidak bisa melakukan pembukaan lahan baru tanpa adanya izin dari RSPO. Sehingga saat ini, untuk mempertahankan dan meningkatkan volume produksi, kami menjalankan program replanting dan inovasi agronomi yang memungkinkan produktivitas bisa meningkat,” katanya.

Terlepas dari luas area tertanam dan menghasilkan yang turun pada 2022, produksi ANJT memperlihatkan kenaikan. Produksi CPO mencapai 275.769 ton sepanjang 2022, dari 262.683 ton pada 2021. Kenaikan itu merefleksikan pertumbuhan 4,98 persen secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper