Bisnis.com, JAKARTA — PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) terus fokus memperkuat pangsa pasar domestik pada 2023 dengan menggelontorkan belanja modal triliunan rupiah.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan INTP Antonius Marcos mengatakan perseroan akan fokus pada pangsa pasar utama, yakni Jabodetabek dan Kalimantan Selatan. INTP juga akan menggenjot pangsa pasar di Indonesia Timur.
“Program-program telah dan akan kami jalankan untuk menggarap market tersebut,” ujar Antonius kepada Bisnis, Minggu (19/3/2023).
Dalam menggenjot pangsa pasar di Indonesia Timur, INTP telah menjalani kerjasama dengan PT Semen Bosowa Maros, dan terminal semen lainnya. Melalui kerja sama ini INTP juga mengincar adanya peningkatan pangsa pasar luar negeri atau ekspor.
Adapun INTP menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,2 triliun pada 2023. Sebagian besar dana capex akan digunakan untuk pembayaran sewa pabrik semen di Maros.
Kemudian belanja modal juga akan digunakan untuk penambahan fasilitas penerimaan refused derived fuel (RF) di pabrik Citeureup. Selain itu, dana capex juga akan digunakan untuk penambahan penyimpanan bahan bakar alternatif atau alternative fuel storage, dan pekerjaan untuk pengembangan beberapa fasilitas pabrik.
Baca Juga
INTP juga siap untuk menggarap pangsa pasar di Ibu Kota Negara (IKN). INTP akan memasok produk semen hijau dalam pembangunan proyek IKN. Selain itu, INTP memiliki posisi strategis dalam memasok semen karena memiliki pabrik di Kalimantan.
Sementara itu, INTP hanya menargetkan pertumbuhan pendapatan hanya 2 persen untuk 2023 seiring adanya risiko resesi global. Adapun, INTP memasang target pertumbuhan sekitar 4 persen sampai 5 persen pada 2022.
INTP melihat resesi global akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia. Resesi global membuat kenaikan adanya kenaikan untuk operasional seperti harga kertas untuk semen kantong, dan peningkatan harga bahan bakar yang menimbulkan kenaikan biaya energi untuk pabrik semen.
“Kami tidak memasang target yang muluk-muluk. Pertumbuhan akan positif di kisaran 1 persen sampai 2 persen,” jelasmya.
Adapun kebijakan ODOL (Over Dimension & Over-loading) akan menjadi risiko utama bagi Industri Semen. INTP sedang dalam proses untuk melakukan perubahan moda transportasi logistik demi mengatasi kebijakan ODOL.
Sementara itu, Corporate Secretary SMGR Vita Mahreyni mengatakan perseroan akan fokus pada optimalisasi dan utilisasi pada fasilitas produksi dan distribusi yang tersebar pada lokasi strategis. Strategi ini juga didukung oleh adanya fasilitas pelabuhan.
Dia mengatakan peningkatan utilisasi akan dilakukan melalui penguatan pasar domestik maupun peningkatan penjualan ekspor. Namun, SMGR masih akan fokus memenuhi pasar domestik dengan porsi mayoritas.
“Permintaan pasar ekspor masih sangat tinggi dengan harga saat ini yang cukup atraktif, sehingga berpotensi menyumbang penambahan profitabilitas secara absolut,” ujar Vita dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (19/3/2023).
Adapun SMGR juga menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) yang akan digunakan fokus menjaga kapabilitas operasi, dan pengembangan kapasitas pelabuhan untuk meningkatkan kapabilitas ekspor. Meski demikian, dia menyebut nominal capex masih belum dapat dipublikasikan.
Vita menyebut belum bisa membeberkan berapa target topline maupun bottomline yang ditetapkan oleh SMGR untuk 2023.